UNY laksanakan sistem pembelajaran "teaching industry"

id uny

UNY laksanakan sistem pembelajaran "teaching industry"

Rektor UNY Sutrisna Wibawa (Foto Antara/Bambang Sutopo Hadi)

Yogyakarta (Antara) - Universitas Negeri Yogyakarta akan melaksanakan sistem pembelajaran "teaching industry" untuk menghasilkan lulusan yang benar-benar memiliki keahlian praktikal.

"`Teaching industry` adalah pembelajaran yang dilaksanakan pendidikan tinggi melalui kerja sama dengan industri atau dunia usaha," kata Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sutrisna Wibawa di Yogyakarta, Senin.

Pada diskusi pendidikan Forum Humas UNY, Sutrisna mengatakan sistem pembelajaran itu mengintegrasikan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan dan dinamika perkembangan teknologi dan industri.

Sistem itu, menurut dia, akan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perguruan tinggi untuk menghasilkan produk litbang dan inovasi ke industri, meningkatkan kinerja industri melalui penggunaan keahlian penelitian.

Selain itu juga meningkatkan metode kerja dengan implementasi teknologi maju dan ide baru, membantu lulusan perguruan tinggi dengan pengalaman berkarir di industri, dan melibatkan staf akademik secara lebih luas dan berhubungan langsung dengan industri.

Ia mengatakan, ke depan dengan pengembangan desain pendidikan vokasi secara khusus, UNY akan membuka beberapa program studi sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk memenuhi tenaga terampil.

"UNY saat ini telah membuka pendidikan vokasi melalui program D-3 dengan beberapa program studi seperti sekretaris, akuntansi, manajemen perkantoran, teknik elektro, mesin, otomotif, sipil, boga, busana, dan tata rias kecantikan," katanya.

Menurut dia, program studi sekretaris, akuntansi, dan manajemen perkantoran diselenggarakan di Kampus UNY Wates, sedangkan teknik elektro, mesin, otomotif, sipil, boga, busana, dan tata rias kecantikan di Kampus UNY Karangmalang.

Ke depan, kata dia, semua program D-3 itu akan dijadikan satu menjadi sekolah vokasi yang akan dipusatkan di Kampus UNY Wates. Hal itu dilandasi pemikiran bahwa sekolah vokasi memerlukan pendekatan dan lingkungan khusus.

"Pendidikan vokasi melatih keahlian praktikal sehingga lebih banyak praktik dibanding teori. Kondisi itu jelas menuntut perbedaan lingkungan dan fasilitas," kata Sutrisna.

(B015)























































Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024