Pemkab basntu alat pengolah kakao wanita tani

id kakao

Pemkab basntu alat pengolah kakao wanita tani

Ilustrasi (Foto ANTARA/Irwansyah Putra)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan alat pengolah kakao menjadi cokelat kepada Kelompok Wanita Tani Pawon Gendis Kalibawang dengan harapan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Selasa, mengatakan secara bertahap, komoditas kakao akan dikelola dari hulu sampai hilir supaya memiliki nilai tambah.

"Kami akui, komoditas kakao belum dikelola secara optimal. Petani masih menjual kalau dalam bentuk curah dengan harga yang murah," kata Bambang.

Ke depan, kata Bambang, pihaknya akan melakukan pendampingan kepada petani kakao supaya merawat tanaman tersebut dengan serius. Pada 2017, pihaknya melakukan pemetaan kawasan kakao, memperbaiki tegakan kakao.

Saat ini, tanaman perkembunan yang dikembangkan masyarakat masih heterogen. Ada tanaman kelengkeng, rambutan, mangga, durian, kakao dan komoditas lain. Akibatnya, tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. Hasil panen juga tidak optimal.

"Kami juga mengimbau petani untuk menentukan skala prioritas tanaman. Kalau diprioritaskan kakao dan durian, tanaman lain ditebang supaya tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik," harapnya.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Widi Astuti mengatakan pengembangan komoditas perkebunan kakao dilakukan dengan intensifikasi tanaman kakao, diantaranya meliputi pemeliharaan tanaman dan pemupukan.

Kemudian, untuk meningkatkan nilai tambah kakao, pihaknya memberikan bantuan untuk mengolah kakao hingga menjadi cokelat kepada KWT Pawon Gendis. Alat yang diberikan yakni sangrai, pengupas kulit, pemasta, penghalus1, penghalus 2. Sebagai persiapan, anggota KWT Pawon Gendis sudah diberikan pelatihan menggunakan alat dan pembuatan cokelat.

"Kami segera meluncurkan produk cokelat Kulon Progo dalam waktu dekat ini," katanya.

Widi mengatakan pemberikan alat ini dalam rangka meningkatkan nilai tambah dari komoditas kakao, meningkatkan pemberdayaan petani melalui fasilitasi untuk keluarga.

"Agroindustrinya, agar kegiatan budi daya dan pengolahannya tambah berkembang dan bisa sinergi. Hal yang utama mampu menggerakkan ekonomi warga," katanya.

KR-STR