BBPOM : 34 persen makanan mengandung bahan berbahaya

id makanan berbahaya

BBPOM : 34 persen makanan mengandung bahan berbahaya

BBPOM Yogyakarta melakukan pengujian terhadap sejumlah makanan yang dicurigai mengandung tambahan bahan makanan berbahaya. Makanan yang terbukti positif mengandung tambahan bahan makanan berbahaya, seperti rhodamin dan boraks di antaranya mi basah k

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan 34 persen produk makanan beredar di lima pasar tradisional di daerah itu mengandung bahan berbahaya.

"Kandungan bahan berbahaya yang kami temukan yaitu rhodamin B dan boraks," kata Ary saat konferensi pers di Gedong Pracimosono, Kepatihan Yogyakarta, Jumat.

Ia mengatakan pemantauan makanan beredar bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah Istimewa Yogyakarta menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1438 Hijriah dilakukan di Pasar Argosari, Pasar Beringharjo, Pasar Godean, Pasar Bantul, dan Pasar Wates.

Ary menjelaskan dari hasil uji laboratorium terhadap 61 sampel produk makanan sebanyak 21 sampel atau 34 persen mengandung bahan berbahaya yaitu 19 sampel mengandung rodhamin B dan dua sampel mengandung boraks.

Meski demikian, dibandingkan dengan periode yang sama 2016 temuan produk makanan mengandung bahan berbahaya mengalami penurunan 8,31 persen. Pada 2016, dari 52 sampel yang diuji sebanyak 22 sampel mengandung rodhamin B dan 17 sampel mengandung boraks.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh, Ary mengatakan sebagian besar produk mengandung bahan berbahaya tersebut berasal dari produsen luar Yogyakarta yaitu Magelang, Kutoarjo, Purworejo, Kebumen, dan Solo.

Selama ini, menurut Ayu, untuk produsen bahan makanan di DIY secara keseluruhan dinilai telah memenuhi syarat atau sesuai dengan standar kesehatan sebab BBPOM secara intensif memberikan pembinaan.

"Kalau untuk produsen di DIY sendiri, relatif lebih mudah dan terjangkau untuk dipantau," kata dia.

Sedangkan untuk jajanan takjil yang dijual di Pasar Ramadhan yang tersebar di sejumlah lokasi, menurut dia, secara keseluruhan aman untuk dikonsumsi warga.

"Hingga saat ini kami belum menemukan produk jajanan takjil yang mengandung zat- zat berbahaya untuk dikonsumsi," kata dia.

Ary berharap seluruh masyarakat agar kritis dan cerdas memilih dan tetap waspada terhadap peredaran produk pangan di pasaran. "Kami meminta masyarakat melakukan cek `KLIK` (kemasan, label, izin edar, dan tanggal kedaluwarsa)," kata dia.***4***

(L007)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024