Bantul uji coba penggabungan sawah petani

id sawah

Bantul uji coba penggabungan sawah petani

Tanam padi (Foto Antara/Noveradika)

Bantul (Antara) - Dinas Pertanian Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada musim tanam 2017 melakukan uji coba penggabungan lahan pertanian milik para petani untuk ditanami padi secara bersamaan.

"Program ini namanya konsolidasi lahan, kebetulan kami dengan Fakultas UGM dan Bank Indonesia baru uji coba konsolidasi lahan seluas 6,5 hektare di bulak Blawong Jetis," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, program konsolidasi lahan di Blawong Desa Trimulyo dengan kerja sama dari akademisi dan kementerian itu baru pertama kali di Bantul, program ini untuk membantu para petani yang mempunyai lahan pertanian sempit kurang dari satu hektare.

"Jadi konsolidasi lahan ini merupakan cara budi daya dimana karena luasannya sangat kecil-kecil itu jadi tidak efektif, makanya dengan dijadikan satu dengan tujuan ada penghematan biaya produksi," katanya.

Ia mengatakan dengan penggabungan lahan pertanian kecil-kecil hingga membentuk hamparan sawah yang luas itu maka nantinya bisa menghasilkan kuantitas panen lebih banyak, sehingga ada kemudahan bagi para petani pemilik lahan melakukan pemasaran.

"Kalau secara bareng-bareng kan pasarnya jadi mudah, karena punya jumlah produksi cukup banyak dalam satuan kelompok itu. Kalau sementara ini kan mereka jual sendiri, sehingga sering kesulitan dalam memperoleh harga yang baik," katanya.

Pulung menjelaskan sistem konsolidasi lahan ini yaitu dengan menggabungkan lima sampai enam petak sawah menjadi satu untuk ditanami varietas padi sama serta perlakukan sama, setelah pembatas petak dihilangkan agar lebih mudah pengelolaannya.

Ia mengatakan terhadap beberapa lahan yang digabung itu nantinya ada semacam pensertifikatan lahan agar tidak jadi masalah di kemudian hari. Ke depan selain di wilayah Blawong uji coba konsolidasi lahan dilaksanakan di bulak sawah lain.

"Jadi dengan ini ada penghematan biaya dalam pengolahan tanah, karena bisa memakai traktor, termasuk pengairannya juga hemat air. Saat penan juga bisa memakai peralatan pertanian. Untuk saat ini usia tanaman sudah satu bulan, karena ditanam pada pertengahan Juni 2017," katanya.

(KR-HRI)