Dispar diminta siapkan SDM berkemampuan bahasa asing

id dprd

Dispar diminta siapkan SDM berkemampuan bahasa asing

DPRD (Foto Istimewa) (istimewa)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sihabudin meminta Dinas Pariwisata menyiapkan sumber daya manusia pelaku wisata yang memiliki kemampuan berbahasa asing terutama Inggris dan Mandarin.

Sihabudin di Kulon Progo, Rabu, mengatakan pertumbuhan sektor pariwata harus diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai bahasa asing.

"Orientasi ke depan, wisatawan tidak hanya domestik, tapi juga wisatawan asing. Dinas Pariwisata sudah harus memikirkan SDM yang mahir berbahasa Inggris dan Mandarin," kata dia.

Selain itu, lanjut Sihabudin, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) juga harus memasukkan bahasa Inggris dan Mandarin dalam mata pelajaran atau ekstrakurikuler. Disparpora dan Dispar harus bersinergi supaya bahasa asing menjadi bahasa ibu, selain bahasa Indonesia.

"Sejak SD siswa harus sudah diajari bahasa asing. Pada era persaingan ini, penguasaan bahasa asing menjadi kebutuhan, supaya dapat bersaing," katanya.

Ia juga berharap objek wisata dikelola oleh pihak swasta, supaya dapat berkembang secara optimal. Selama ini, objek wisata belum dikelola secara optimal dan belum menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) sesuai target.

"Kalau tidak dipihakketigakan, pemkab harus membangun sarana dan prasarana objek wisata setiap tahun. Setiap tahun satu objek wisata yang dikembangkan," harapnya.

Hal yang sama dikatakan anggota Komisi IV DPRD Kulon Progo Hamam Cahyadi. Ia meminta pemerintah setempat memperbaiki pengelolan sektor pariwisata yang belum dikembangkan secara optimal.

Hamam mengatakan saat ini Dinas Pariwisata (Dispar) hanya mengelola tujuh objek wisata yang beretribusi, seperti Pantai Trisik, Pantai Glagah, Pantai Congot, Waduk Sermo, Gua Kiskendo, Puncak Suroloyo, dan Kebun Teh Nglinggo-Tritis.

"Pariwisata Kulon Progo segera berbenah. Banyak pekerjaan yang mestinya dilakukan Dispar," kata Hamam.

Ia mengatakan selama ini, justru masyarakat Kulon Progo yang bergeliat dan berinisiatif mengembangkan pariwisata, sehingga kunjungan wisata di Kulon Progo meningkat. Selain itu, objek wisata yang dikelola Dispar belum menghasilkan retribusi yang optimal.

"Mestinya, bukan hal yang sulit bagi Dispar untuk mengembangkan objek wisata, apalagi didukung APBD. Dispar juga bisa mengakses dana dari APBD DIY dan pemerintah pusat. Artinya, Dispar lambat menangkap potensi wisata. Bupati melakukan pembinaan kepada Dispar supaya mengoptimalkan potensi wisata," katanya.
KR-STR