BNI pecahkan rekor makan gudeg Muri

id bni

BNI pecahkan rekor makan gudeg Muri

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menerima rekor MURI dengan kategori Pemrakarsa dan Penyelenggara Sajian Gudeg Terbanyak di acara Pesta Rakyat Istimewa di Alun-alun Utara Yogyakarta. (Foto Istimewa)

Yogyakarta (Antara Jogja) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil memecahkan rekor makan gudeg Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) dengan 4.300 peserta dalam Pesta Rakyat Istimewa di Alun-Alun Utara Yogyakarta, Minggu.
     Seluruh peserta jalan sehat dan masyarakat di sekitar alun-alun dipersilakan mencicipi gudeg yang disiapkan sebagai bagian dari pemecahan rekor Muri tersebut. Kegiatan itu dihadiri Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, serta jajaran direksi BNI dan Primissima. 
     "BNI memilih gudeg sebagai panganan yang disiapkan dalam acara Pemecahan Rekor Muri tersebut antara lain karena gudeg merupakan masakan tradisional khas Yogyakarta," kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni.
     Menurut dia, setiap masakan tradisional termasuk gudeg berkontribusi pada ketahanan dan kemandirian pangan nasional karena dibuat dengan bahan-bahan asli lokal, dan sangat sedikit penggunaan bahan baku impornya.
     Hal itu selaras dengan prioritas nasional yang ditetapkan pada Nawacita Presiden dan Wakil Presiden RI dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, di mana salah satunya mengedepankan kedaulatan pangan.
     "Salah satu agenda prioritas nasional bidang pangan pada intinya ditempuh untuk memperkuat pilar ketahanan pangan melalui beberapa sasaran antara lain tercapainya peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri," katanya.
     Ia mengatakan, Pesta Rakyat Istimewa di Yogyakarta itu digelar dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk memeriahkan rangkaian acara itu BNI menggandeng Primissima sebagai wujud sinergi antar-BUMN.
     Selain diisi pemecahan rekor makan gudeg Muri, Pesta Rakyat Istimewa itu juga diisi berbagai kegiatan antara lain jalan sehat yang diikuti sekitar 4.000 orang yang dilepas Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X.
     Menurut Achmad Baiquni, tema tradisional juga dimunculkan pada Pesta Rakyat Istimewa dengan kegiatan Main Angklung Bersama menggunakan 750 angklung. Alat musik angklung mewakili wujud nasionalisme yang ingin ditumbuhkan kepada segenap warga Yogyakarta dan sekitarnya.
     Angklung merupakan salah satu dari 4 Warisan Nasional yang diakui oleh UNESCO yaitu wayang ditetapkan pada 2008, keris ditetapkan pada 2008, batik ditetapkan pada 2009, dan angklung ditetapkan pada 2010.
     "Dengan mengajak masyarakat memainkan angklung secara bersama-sama akan mampu menumbuhkan rasa bangga dan cinta pada budaya bangsa Indonesia terutama angklung. Pada Pesta Rakyat Istimewa itu dimemainkan lagu-lagu perjuangan dan lagu daerah," katanya.
     Ia mengatakan, untuk berbagi kebahagiaan dengan warga Yogyakarta atas kemerdekaan yang telah diraih NKRI selama 7 dasa warsa lebih, BNI juga menggelar pasar murah. BNI menyediakan 1.000 paket sembilan bahan makanan pokok (sembako).
     Paket itu bernilai Rp140.000 per paket, namun dijual kepada warga yang berhak menerima manfaatnya dengan harga Rp25.000 per paket.
     Pada saat bersamaan di lokasi yang sama, BNI mengundang 10 pelaku usaha yang menjadi mitra binaan korporasi untuk turut serta dalam Pesta Rakyat Istimewa. Mereka diikutsertakan dalam pameran produk lokal dengan nama Bazaar Mitra Binaan.
     Para pelaku usaha mendapatkan jatah "booth" untuk menjajakan barang-barang yang mereka produksi kepada peserta Pesta Rakyat Istimewa.
     Pelaku usaha yang diikutsertakan antara lain Indarwati, Batik Budi Harjanto, Rambak Solo, Titoy Jaya Production, Marenggo Batik, DC 9 Rotan, Intan Rahmadani Snack, Thiwulayu Mbok Sum, dan Bandeng Marus.

(B015)



































































































































Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024