Kulon Progo berkomitmen menyongsong abad Samudera Hindia

id abad Samudera Hindia

Kulon Progo berkomitmen menyongsong abad Samudera Hindia

Pengerukan Pelabuhan Tanjung Adikarto Kabupaten Kulon Progo, DIY. (Foto Mamiek/ANTARA)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berkomitmen mewujudkan misi Gubernur Sri Sultan HB X "Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja" melalui segera dioperasikannya Pelabuhan Tanjung Adikarto.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kulon Progo Astungkara di Kulon Progo, Minggu, mengatakan guna menyukseskan program tersebut, pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto harus diselesaikan.

"Hal yang mendesak diselesaikan yakni pembangunan pemecah ombak supaya kapal-kapal bisa keluar masuk dengan aman dan selamat," kata Astungkara.

Ia mengatakan penyelesaian pemecah ombak sisi timur harus segera dilesaikan. Pemecah ombak akan berdampak pada sektor perikanan dan kelautan.

"Bagaimana kekayaan laut selatan oleh nelayan dimanfaatkan secara optimal, sehingga mampu mendongkrak perekonomian mereka. Sehingga harapan kami, pemecah ombak diperpanjang kanan kiri hingga 300 meter," katanya.

Menurut dia, kalau pemecah ombak selesai, nelayan Kulon Progo akan berani melaut tanpa dibebani kapal mereka pecah atau tidak bisa melaut karena gelombang tinggi. Begitu juga, nelayan luar Kulon Progo mendarat di Pelabuhan Tanjung Adikarto, sehingga terjadi transaksi di pelabuhan itu.

Saat ini, kata Astungkara, Pemda DIY ada upaya minta anggaran penyelesaian Pelabuhan Tanjung Adikarto kepada pemerintah pusat.

"Upaya gubernur melalui pengusulan ke tim percepatan infrastruktur dapat segera menyelesaiakan pemecah ombak," harapnya.

Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan fenomena Indian Ocean Rim Association (IORA) atau perkembangan Asosiasi Negara-negara Pesisir Samudera Hindia yang pernah digagas Nelson Mandela pada 1995 dan didirikan pada 1997.

"Yogyakarta, yang memiliki garis pantai sepanjang 126 kilometer di tiga kabupaten, tentu akan memiliki posisi strategis dalam lalu lintas perekonomian di wilayah Samudera Hindia," katanya.

Sultan mengaku terinspirasi fenomena Kra-Canal atau Thai-Canal Project, yang merupakan proyek penghubung perairan Laut Andaman-Teluk Thailand untuk memperpendek jarak pelayaran belahan Bumi bagian barat ke negara-negara Asia.

"Dampak Kra-Canal pada peta lalu lintas pelayaran Asia Timur dan Tenggara akan sangat berarti terhadap meningkatnya pelayaran di ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) II," ucapnya.

(U.KR-STR)