Pendidikan inklusi Gunung Kidul belum berjalan baik

id Pendidikan iklusi

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Pendidikan inklusi di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum berjalan baik karena ketidakmampuan guru mengidentifikasi karakteristik siswa berkebutuhan khusus, kata Ketua Yayasan Edukasi Anak Nusantara KPH Wironegoro.

Wironegoro di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan berdasarkan penelitian awal yang dilaksanakan mulai 2015, menunjukan masih adanya hambatan dalam implementasi pendidikan inklusif di Gunung Kidul.

"Hambatan yang ditemukan diantaranya ketidakmampuan guru dalam mengidentifikasi karakteristik siswa berkebutuhan khusus, dan terbatasnya guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang dapat mengakomodasi keberagaman siswa serta kesulitan dalam mengelola iklim kelas untuk mencegah intimidasi terhadap siswa berkebutuhan khusus," katanya.

Dia mengatakan penelitian yang dilakukan di pesisir Gunung Kidul dilatar belakangi dengan semakin berkembangnya kawasan pesisir. Penelitian ini melibatkan empat sekolah  dasar inklusif di Kecamatan Purwosari dengan 12 orang peserta. Penelitian ini berlangsung dalam rentang Agustus 2016-April 2017.

"Ke depan setelah bandara Kulon Progo selesia,dan JJLS sudah ada perkembangan masyarakat di pesisir tidak hanya jadi penontonnya saja," katanya.

Satu asisten peneiliti Yayasan Edukasi Anak Nusantara Tya Inayatilaah mengatakan salah satu pendekatan pembelajaran untuk meminimalisir hambatan dalam penyengaraan pendidikan inkulis yakni dengan Univers Design for Learning (UDL).

"Pendekatan UDL ini menekankan bagaimana guru dan pengembang kurikulum dapat mengidentifikasi dan meminimalkan hambatan melalui perencanaan pembelajaran yang efektif dengan berfokus pada engagement," katanya.

Dia mengatakan, Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru tentang prinsip UDL.

"Meningkatkan kapabilitas dan sensitivitas guru dalam menemukan dan meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kelas sehingga siswa mampu menghargai perbedaan," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunung Kidul Bahron Rasyid mengungkapkan di Kabupaten Gunung Kidul ada 240 sekolah yang telah menyengarakan pendidikan inklusif.

"Seluruh guru sudah mendapatkan pelatihan dan seluruh sekolah sudah memberikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus," katanya.

Dia mengatakan melalui penyebarluasan ide hasil penelitian tersbeut diharapkan semua sekolah mampu mengimplementasikan model pendidikan inklusif. Semua sekolah harus menerima anak dalam konsidi apapun.

"Kami berharap semua sekolah di Gunung Kidul bisa menyelenggarakan pendidikan inklusi," katanya.



(U.KR-STR)