Hasil tangkapan nelayan belum mampu penuhi permintaan

id nelayan

Hasil tangkapan nelayan belum mampu penuhi permintaan

ikan hasil tangkapan nelayan, dok, ilustrasi ( ANTARA FOTO/Rahmad/aww/17.)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Hasil tangkapan ikan dari nelayan di pesisir selatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum mampu mencukupi kebutuhan dan permintaan pasar lokal.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Selasa, mengatakan pada musim kemarau dari April sampai akhir Agustus, nelayan asli Kulon Progo tidak melaut karena gelombang tinggi.

"Nelayan asli Kulon Progo mulai melaut pada akhri Agustus sampai sekarang. Setiap hari rata-rata yang melaut sekitar lima sampai tujuh kapal motor tempel. Hasil tangkapan juga tidak menentu," kata Sudarna.

Ia mengatakan nelayan asli Kulon Progo biasanya enggan melaut saat kondisi gelombang tinggi dan membahayakan bagi keselamatan mereka. Namun, nelayan andon yang ada di kawasan Bogowonto dan Karangwuni akan melaut meski hasil tangkapan mereka sangat sedikit.

"Hasil tangkapan nelayan memang sedikit. Sehingga, tidak mampu mencukupi permintaan pasar lokal," katanya.

Sudarna mengatakan ikan laut yang dijual di pasaran mayoritas berasal dari Sadeng (Gunung Kidul) dan pasokan dari tengkulak kawasan pantai utara Jawa.

"Produksi ikan tangkap di Kulon Progo memang masih sangat rendah dan harus mendatangkan dari daerah lain. Hal ini berbeda dengan hasil produk ikan budi daya yang sudah surplus, dan mampu mencukupi kebutuhan ikan di DIY, khususnya ikan lele," katanya.

Salah seorang nelayan Pantai Trisik Dwi Surya Putra mengatakan nelayan Pantai Trisik memang tidak melaut, karena gelombang tinggi. Kalau nelayan memaksa melaut, hasil tangkapan tidak mencukupi biaya operasional.

"Mata pencaharian nelayan Trisik tidak hanya menjadi nelayan, tapi juga bertani dan petambak. Saat gelombang tinggi dan hasilnya tidak maksimal, kami memilih bertani dan melakukan budi daya udang," kata dia. KR-STR