Disbud Sleman gelar lomba "macapat" antarmahasiswa

id sleman

Disbud Sleman gelar lomba "macapat" antarmahasiswa

Kabupaten Sleman (Foto Istimewa) (istimewa)

Sleman (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar lomba "macapat" tingkat mahasiswa di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Selasa.

Kabid Peninggalan Budaya dan Nilai Tradisi Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Sumarjono mengatakan kegiatan ini diikuti 35 peserta dari berbagai perguruan tinggi di DIY dengan total hadiah sebesar Rp16,5 juta.

"Sekar Dhandanggula Lik Suling Laras Pelog Nem menjadi tembang wajib bagi para peserta," katanya.

Ia mengatakan, selain tembang wajib, peserta juga melantunkan tembang pilihan yaitu Sekar Sinom Ginonjing Laras Pelog Nem dan Sekar Pangkur Paripurna Laras Pelog Barang.

"Lomba macapat ini bertujuan untuk meningkatkan kecintaan terhadap seni khusunya macapat. Selain itu sebagai sarana melestarikan macapat di lingkungan perguruan tinggi," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Aji Wulantara mengatakan, bahwa mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang akan meneruskan estafet kepemimpinan.

"Mereka perlu dibekali `basic` budaya yang kuat. Didalam sekar macapat terdapat ajaran berupa pitutur yang luhur. Jika diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari maka kita akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter," katanya.

Ia mengatakan, para pemenang lomba macapat tersebut mendapatkan tropi dan uang pembinaan.

Juara I diraih oleh Luvita Arsanti Kusuma yang berhak medapatkan uang pembinaan Rp4.000.000, juara II Titik Samiarsih mendapatkan uang pembinaan Rp3.500.000, juara III Shinta Dewi Intan mendapat uang pembinaan Rp3.000.000.

Juara harapan I Tio Cahya Sadewa meraih uang pembinaan Rp2.500.000, harapan II Faria Emanuella mendapat uang pembinaan Rp2.000.000, harapan III Salsabila Maura Handaru mendapat uang pembinaan Rp1.500.000.

Luvita salah satu peserta yang juga meraih juara I dalam lomba tersebut mengapresiasi terlaksananya lomba tersebut. Dirinya mengaku suka dan mulai berlatih macapat semenjak kelas satu SMP di Keraton Yogyakarta.

Kesukaannya pada macapat pun juga bukan tanpa alasan. Berangkat dari keprihatinannya pada generasi muda yang sudah jarang menekuni seni ini, dirinya kemudian tergerak untuk mendalami macapat agar tetap eksis.

"Mendukung sekali ya diadakannya event semacam ini, karena salah satu upaya untuk melestarikan macapat terutama bagi generasi muda. Semoga kedepan acara-acara semacam ini terus diperbanyak sebagai ajang menyaring seniman seniwati baru dibidang macapat," kata salah satu mahasiswi Institut Kesenian Indonesia ini.
V001
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024