Yogyakarta (Antara) - Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di daerah ini untuk memasarkan produk mereka dengan metode pemasaran yang kreatif, salah satunya memanfaatkan media sosial.
"Ekonomi kreatif bukan hanya dilihat pada produk yang dihasilkan saja tetapi meliputi metode pemasaranannya. Pemasaran harus dilakukan dengan cara yang kreatif agar produk tersebut bisa dikenal dan diterima di pasar yang lebih luas," kata Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, salah satu cara pemasaran yang kreatif dapat diawali dengan menampilkan produk dengan foto yang menarik kemudian diunggah melalui media sosial.
"Sebenarnya, sudah banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menangah, khususnya anak-anak muda yang melakukan cara ini. Tetapi, mereka belum memahami cara memantau tingkat keberhasilannya seperti apa. Ini yang perlu kami cermati lagi," kata Tri Karyadi.
Ia menyebut, pemasaran dengan memanfaatkan media sosial cukup efektif dilakukan karena dari hasil evaluasi beberapa kali pameran konvensional di pusat perbelanjaan menunjukkan kecenderungan penurunan omzet.
"Sekarang, banyak konsumen yang lebih menyukai pembelian dengan cara online. Oleh karena itu, pelaku usaha pun harus mengikuti tren ini dengan melakukan pemasaran secara online. Tentunya, dengan pemasaran yang kreatif agar omzet pun naik," katanya.
Pemerintah, lanjut dia, akan terus mengupayakan memperbanyak pelatihan pemasaran online.
Pada tahun ini, Pemerintah Kota Yogyakarta fokus pada tiga sub sektor industri kreatif yaitu kerajinan, fashion dan kuliner karena paling banyak dijumpai di Yogyakarta dan mudah untuk melakukan percepatan.
"Meskipun demikian, kami juga tetap akan memperhatikan sub sektor lain termasuk animasi yang memiliki perkembangan cukup bagus," katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menegaskan pentingnya "e-commerce" karena persaingan dalam dunia usaha semakin ketat akibat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015.
"Penggunaan media online dan media sosial bisa mendongkrak pemasaran produk karena jumlah transaksi online sangat banyak dengan pelaku transaksi 18 juta orang," katanya.
Meskipun demikian, ia juga mengingatkan agar pelaku usaha tetap memproduksi barang yang bagus dan berkualitas serta didukung sistem pembelian yang mudah dan memadai. "Barang yang dihasilkan harus memenuhi standar yang berlaku, dan sesuai dengan barang yang dipasarkan secara online," katanya.
(E013)
Berita Lainnya
Sleman menggelar Penghargaan Nata Sembada bagi UMKM
Rabu, 17 April 2024 15:02 Wib
UMKM kopi Indonesia promosi tembus pasar AS
Rabu, 17 April 2024 5:59 Wib
Kandung nilai kemanusiaan, terapi herbal di Bali
Sabtu, 13 April 2024 4:44 Wib
Gibran: Tempat makan diminta tempel harga normal selama libur Lebaran
Minggu, 7 April 2024 4:54 Wib
Lima UMKM Indonesia promosikan kopi ke Belanda
Sabtu, 6 April 2024 17:37 Wib
Sandiaga Uno: Digitalisasi perluas pemasaran UMKM ekraf Indonesia
Jumat, 5 April 2024 17:49 Wib
Aceh Ramadhan Festival 2024 gaet wisatawan, ungkap Sandiaga
Selasa, 2 April 2024 4:58 Wib
Tarif listrik April-Juni 2024 tak naik
Minggu, 31 Maret 2024 20:37 Wib