Pembudidayaan ikan patin belum dominan di Bantul

id ikan patin

Pembudidayaan ikan patin belum dominan di Bantul

Budidaya ikan patin (antaranews.com)

Bantul (Antara) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan kegiatan budi daya ikan patin di kelompok petani ikan wilayah setempat hingga saat ini belum dominan dan masih minoritas.

"Bantul itu mempunyai berbagai macam jenis ikan yang dibudidayakan, dan memang ikan patin itu adalah salah satu ikan yang minoritas di Bantul," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Minggu.

Menurut dia, budi daya ikan patin di wilayah Bantul masih minoritas karena sejauh ini baru dibudidayakan di wilayah Banguntapan, tidak seperti ikan lainnya seperti lele, nila dan gurame yang ada di berbagai wilayah Bantul.

"Akan tetapi memang budi daya ikan patin ada potensinya, hanya kecil, kemnudian potensi yang cukup besar itu di lele, nila dan gurame. Sehingga memang peran dari ikan patin ini masih sangat kecil dan belum dominan," katanya.

Ketika ditanya terkait kemungkinan adanya ikan patin dari luar daerah yang mengandung zat berbahaya, Pulung mengatakan, sampai saat ini tidak menemukan, dan memang kebutuhan ikan patin untuk konsumsi di Bantul masih kecil.

Ia mengatakan, sebab berdasarkan hasil uji laboratorium yang rutin dilakukan instansinya terhadap makanan segar termasuk olahan pangan ikan tidak menemukan kandungan zat berbahaya bagi manusia yang akan mengkonsumsinya.

"Yang berkaitan dengan zat berbahaya itu, kami selalu memonitor ke berbagai pasar dan kami uji labkan berbagai olahan pangan segar, karena itu memang tupoksi kami dalam rangka pencegahan dan pengedalian dari adanya cemaran zat yang berbahaya di makanan segar," katanya.

Ia juga mengatakan, selain makanan segar instansinya juga rutin mengecek buah dan sayur-sayuran dan ikan yang wujudnya masih segar, sebab dari pengecajan itu akan diketahui apakah pangan itu mengandung zat berbahaya atau tidak.

"Dan Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada, tidak ditemukan zat-zat yang membahayakan bagi manusia terhadap konsumsi daripada pangan segar itu," katanya.

(KR-HRI)