Karanganyar, Jateng, (Antara Jogja) - Pembina Front Penggerak Pancasila KH As'ad Said Ali menyampaikan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan "TNU" (warga Nahdliyin) sudah terbukti menjadi pilar utama penyangga Pancasila.
"Di tengah pancaroba banyaknya gangguan terhadap Pancasila kerja sama dan konsistensi kedua entitas tersebut dalam menjaga Pancasila mutlak diperlukan," katanya di Tawangmangu, lereng Gunung
Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Senin.
Pada Minggu (15/10) KH As'ad Said Ali hadir bersama Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) yang juga mantan Wakil Kepala Staf TNI-AD (Wakasad) Letjen TNI (Pur) Kiki Syahnakri,
Mayjen (Purn) Sukarno, Hendrajit pada kegiatan "Apel Akbar Kesetiaan Pancasila".
Istilah "TNU" terlontar dari KH As'ad dalam pengertian bahasa simbolik "Tentara" Nahdlatul Ulama, dalam konteks besarnya jumlah warga "Nahdliyin" di Indonesia.
As'ad menambahkan bahwa konsepsi Pancasila sebagai dasar negara disarikan dari ajaran ahlus sunnah wal jama'ah (Aswaja) sehingga posisinya harus kokoh di tengah.
"Tidak ada satu kekuatan manapun yang boleh menggeser baik ke kanan maupun ke kiri," katanya menegaskan.
Koordinator Nasional FPP KH Abdul Mun'im DZ menegaskan bahwa semua komponen bangsa perlu bersikap tegas terhadap kelompok yang merongrong dan berusaha mengganti Pancasila dengan ideologi lain, karena tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Sementara itu, salah satu instruktur nasional FPP Dr Ir Ifan Haryanto Msc menilai bahwa di tengah upaya berbagai kelompok pengganggu, FPP siap menjadi garda terdepan pengawal Pancasila.
"Sehingga siapa saja yang mengganggu dan merongrong Pancasila, harus siap berhadapan dengan FPP," katanya.
Acara "Apel Akbar Kesetiaan Pancasila" yang dilaksanakan oleh FPP tergolong sukses, yang dihadiri sekurangnya 30.000 kader dari seluruh Indonesia.
Koordinator Lapangan (Korlap) Apel Akbar KH Hudalloh "Gus Huda" Ridwan menyampaikan bahwa kesuksesan acara apel tersebut tidak lepas dari peran serta masyarakat sekitar.
Untuk itu secara khusus Gus Huda menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi masyarakat sekitar Gunung Lawu.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf jika sekiranya ada komponen masyarakat yang terganggu saat kegiatan tersebut dilaksanakan karena banyaknya jumlah peserta yang hadir.
"Dalam data kami di panitia, tidak kurang dari 30 ribu kader yang hadir sehingga kami mohon maaf jika masyarakat tergangggu aktivitasnya," katanya.
Kader peserta yang hadir itu berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, DKI-Jakarta, Banten, dan Sulawesi Selatan.
A035
Berita Lainnya
BPIP mengajak masyarakat aktif berperan pencegahan stunting
Rabu, 6 Maret 2024 19:11 Wib
Dicecar 32 pertanyaan, rektor nonaktif Universitas Pancasila pelaku pelecehan seksual
Selasa, 5 Maret 2024 14:47 Wib
Rektor nonaktif UP pelaku pelecehan seksual hari ini hadiri panggilan polisi
Selasa, 5 Maret 2024 9:35 Wib
Legislator ingatkan pemimpin bangsa hormati Pancasila dan UUD 1945
Jumat, 1 Maret 2024 8:34 Wib
Rektor nonaktif Universias Pancasila bantah lakukan pelecehan seksual
Kamis, 29 Februari 2024 12:49 Wib
Hari ini, rektor nonaktif Universitas Pancasila pelaku pelecehan seksual hadiri pemeriksaan
Kamis, 29 Februari 2024 5:14 Wib
BPIP kuatkan nilai Pancasila kepada napi
Rabu, 28 Februari 2024 5:59 Wib
Jalani pemeriksaan di RS Polri, korban pelecehan seksual Rektor Universitas Pancasila
Selasa, 27 Februari 2024 19:53 Wib