BPBD bentuk Forkom pengurangan risiko bencana Merapi

id BPBD

BPBD bentuk Forkom pengurangan risiko bencana Merapi

Ilustrasi--BPBD (antaranews)

Sleman (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman bersama BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan pembentukan dan pengembangan Forum Komunikasi Pengurangan Risiko Bencana dengan melakukan geladi penanggulangan bencana di Lapangan Desa Merdikorejo, Senin.

Geladi tersebut diikuti 200 peserta dari 17 pedukuhan di Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempal, Kabupaten Sleman.

"Dipilihnya Desa Merdikorejo untuk dibentuk forum pengurangan risiko bencana karena Merdikorejo merupakan salah satu desa di Kecamatan Tempel yang rawan terhadap ancaman erupsi Gunung Merapi, dengan jarak kurang lebih 13 kilometer," kata Sekretaris BPBD DIY Heru Suroso.

Dia mengatakan Desa Merdikorejo memiliki barak pengungsian yang dapat menampung kurang lebih 400 warga.

"Berdasarkan pemetaan yang telah dilaksanakan pada 2012 terdapat 12 potensi ancaman bencana di DIY," katanya.

Ia mengatakan dari 438 desa yang ada, 301 desa merupakan rawan bencana yang di antaranya terdapat di Kabupaten Sleman.

"Kegiatan geladi ini sangat penting karena menguji perencanaan kontinjensi/protap yang telah disusun. Sebaik apapun protap yang telah ditetapkan tetapi jika belum pernah dilakukan simulasi maka perencanaan tersebut akan kurang maksimal," katanya.

Ia berharap, kegiatan itu meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menanggulangi bencana sehingga jika sewaktu-waktu terjadi bencana, mereka telah siaga dengan mengerahkan segala potensi di lingkungan setempat.

"Masyarakat adalah penerima dampak langsung dari bencana sekaligus pelaku. Oleh karena itu masyarakat perlu membuat mereka menjadi tangguh terhadap dampak bencana sehingga risiko korban jiwa, kerugian harta, dan lainnya bisa diperkecil dan dihindari," katanya.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun yang mengukuhkan Forkom Pengurangan Risiko Bencana Desa Merdikorejo mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang dalam menghadapi bencana.

"Cara pandang dalam menghadapi bencana harus bersama-sama dan secara bertahap diubah dari yang semula responsif menjadi preventif, yaitu pengelolaan risiko bencana," katanya.

Pemerintah Kabupaten Sleman mempunyai komitmen untuk terus membekali masyarakat dengan kemampuan mitigasi bencana.

"Sleman terus mendukung pembentukan Desa Tangguh Bencana. Dari 2014 sampai dengan hari ini di Sleman sudah dikukuhkan 36 Desa Tangguh Bencana," katanya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024