Yogyakarta komitmen tingkatkan kualitas "Selasa Wage" Malioboro

id selasa wage malioboro

Yogyakarta komitmen tingkatkan kualitas "Selasa Wage" Malioboro

Komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta meningkatkan kualitas Gerakan "Selasa Wage" di sepanjang Jalan Malioboro agar kondisinya bersih, tertib dan aman, dapat segera tercapai. (Foto ANTARA/Liliana/Jauri/ags/17)

Yogyakarta  (Antara) - Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen meningkatkan kualitas Gerakan "Selasa Wage" di sepanjang Jalan Malioboro agar tujuan utama yang diinginkan yaitu kondisi kawasan yang bersih, tertib dan aman, dapat segera tercapai.

"Tujuannya adalah menciptakan Malioboro yang bersih, tertib dan aman. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan keterlibatan semua pihak termasuk komunitas di Malioboro. Dalam setiap penyelenggaraannya, akan selalu ada peningkatan-peningkatan tanpa menghilangkan ruh Malioboro sebagai etalase Yogyakarta," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Selasa.

Haryadi kemudian memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pedagang kaki lima yang bersedia meliburkan diri selama satu hari penuh setiap Selasa Wage, dan kemudian turun tangan membersihkan kawasan Malioboro.

Ia menyebut Gerakan "Selasa Wage" tersebut bukan merupakan inisiatif sepihak dari Pemerintah Kota Yogyakarta tetapi justru muncul dari kehendak pedagang kaki lima dan komunitas yang ada di kawasan Malioboro.

"Dengan libur satu hari, Malioboro akan bisa beristirahat. Pengunjung atau wisatawan dapat merasakan kondisi yang berbeda di Malioboro. Harapannya, wisatawan tetap bisa menikmati suasana Malioboro setiap Selasa Wage," katanya.

Pada penyelenggaraan Gerakan Selasa Wage kedua itu, tema yang diangkat adalah warna-warni Malioboro yang menyimbolkan beragam komunitas dan lapisan masyarakat yang ada di Malioboro.

Haryadi yang sekaligus menghadiri Lustrum ke-12 SMA Negeri 1 Yogyakarta di Malioboro kemudian melakukan penanaman Pohon Gayam sebagai perindang di kawasan tersebut.

Pada kesempatan tersebut, wali kota juga sempat mengingatkan pengemudi kendaraan untuk tidak parkir di sepanjang jalur lambat Malioboro. "Komitmen bersama tiap Selasa Wage harus dijaga. Tidak boleh ada kendaraan yang parkir di jalur lambat. Semua harus mengalir," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono mengatakan seluruh komunitas yang ada di Malioboro harus bisa menjadikan Gerakan Selasa Wage sebagai sebuah kebiasaan atau budaya.

"Semua pihak sudah mengetahui tanggung jawab masing-masing sehingga setiap Selasa Wage sudah langsung berjalan dengan sendirinya," katanya.

Seorang pedagang kaki lima di Malioboro, Sulardi mengaku rela mengeluarkan uang dari kantong sendiri untuk membeli cat dan mengecat pagar di sekitar lokasinya berjualan.

"Tidak keberatan karena memang warna pagar sudah kusam. Kebetulan, saya berjualan di sini ," kata pedagang yang sudah berjualan sejak 1988 itu.

Namun demikian, ia berharap agar Gerakan Selasa Wage tidak hanya diisi dengan kegiatan kebersihan tetapi ada banyak kegiatan tambahan seperti kesenian atau hiburan sehingga suasana di Malioboro tetap ramai. ***3*** (E013)

Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024