Kulonprogo jadikan Bedah Menoreh penghubung pariwisata Borobudur

id Kulonprogo jadikan Bedah Menoreh penghubung pariwisata Borobudur

Kulonprogo jadikan Bedah Menoreh penghubung pariwisata Borobudur

Kabupaten Kulon Progo, DIY, telah menyiapkan kasasan otorita dan kawasan koordinati KPSN Boronudur. (Foto Mamiek/Antara)

Kulonprogo (Antara) - Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menjadikan program Bedah Menoreh sebagai jalur penghubung Kawasan Startegis Pembangunan Nasional (KSPN) Borobudur dengan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang ditargetkan beroperasi 2019.

"Bedah Menoreh ini program untuk membangun jembatan, berupa jalan, transportasi, yang membelah Pegunungan Menoreh sepanjang 65 km," kata Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo di Kulonprogo, Kamis.

Sutedjo menjelaskan empat dari 12 kecamatan di wilayah pimpinannya memiliki kontur perbukitan dengan proporsi sekitar 35 persen yang ingin dikembangkan lebih cepat.

Program tersebut diharapkan dapat membuka akses yang lebih luas bagi wilayah tersebut agar bisa lebih berkembang, terlebih dengan adanya bandara baru, termasuk membuka akses bagi wisatawan dari bandara baru ke Borobudur.

"Borobudur sendiri telah ditetapkan sebagai KSPN, maka kami ingin memberi tambahan akses ke sana melalui Bedah Menoreh," katanya.

Sutedjo menuturkan pembangunan program tersebut telah dimulai 2016 dan baru mencapai sekitar 9 km. Ia mengatakan lantaran programnya tahun jamak, ditargetkan baru bisa selesai 2022 sesuai Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022.

Dia mengatakan pembiayaan program tersebut akan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

"Tapi Pak Bupati kami ini kreatif, beliau tengah mencari tambahan anggaran dari pemerintah pusat dan pihak lainnya," katanya menambahkan pihaknya belum akan mengundang investor.

Sutedjo menambahkan dalam dua hingga tiga tahun terakhir, ada hingga 40 objek wisata baru yang di Kulonprogo. Diharapkan, tambahan akses jalur Bedah Menoreh akan meningkatkan potensi wisata di kawasan penyangga Borobudur itu, meski kesiapannya diakui belum optimal.

"Sebanyak 40 destinasi wisata baru ini ada banyak yang inisiasinya justru oleh masyarakat. Makanya kami bersyukur karena anggaran kami terbatas," katanya. ***1***(A062)

Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024