Pemkab Gunung Kidul lakukan pemerataan pendidikan

id gunung kidul

Pemkab Gunung Kidul lakukan pemerataan pendidikan

Pemkab Gunung Kidul (Foto Istimewa) (istimewa)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya melakukan pemerataan pendidikan, terutama tingkat pendidikan SMP hingga SMA, supaya tidak ada siswa yang berhenti sekolah hanya sampai lulus SMP.

Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi di Gunung Kidul, Selasa, menyebutkan dari data Badan Pusat statistik (BPS) terakhir menunjukkan lamanya pendidikan di Gunung Kidul masih rendah dengan indeksnya 6,7 poin, atau menurun dari data sebelumnya, yakni 7 poin.

"Penurunan ini karena pendidikan dihitung sampai perguruan tinggi," katanya.

Ia mengatakan bahwa lulusan SMA di Gunung Kidul sebenarnya banyak yang meneruskan ke perguruan tinggi. Namun, pada saat pendataan mereka berada di indekos.

"Sudah banyak mahasiswa, baik di pergurian tinggi negeri maupun swasta, berasal dari Gunung Kidul, saat didata BPS, tidak di sini, data tidak menggambarkan kondisi riilnya," katanya.

Meski demikian, lanjut dia, pihaknya akan menjadikan survei tersebut untuk meningkatkan lama belajar.

Diakuinya masih banyak siswa yang hanya tamat SMP.

"Kami berupaya agar lulusan SMP bisa melanjutkan SMA hingga 100 persen sehingga tidak ada lagi siswa putus sekolah," katanya.

Upaya dilakukan, kata Immawan, adalah dengan menggandeng perusahaan atau pribadi yang berniat membantu melalui program orang tua asuh.

"Stigma pendidikan di Gunung Kidul rendah harus kita kikis meski sudah banyak siswa kita banyak berprestasi tetapi kalah dengan stigma itu. Pemerataan pendidikan bisa dilakukan dengan bekerja sama dengan berbagai pihak," katanya.

Sementara itu, Ketua Lembaga orang tua asuh Gunung Kidul C.B. Supriyanto mengatakan bahwa pada tahun 2017, pihaknya mendapatkan bantuan dari berbagai pihak mulai dari perusahaan hingga pribadi. Ada sebanyak 550 siswa dari 55 sekolah di delapan kecamatan dibantu program orang tua asuh.

Setiap siswa SD sederajat memperoleh bantuan Rp120 ribu dan SMP sederajat memperoleh bantuan Rp180 ribu per tahun.

"Total Siswa SD sederajat jumlahnya 487 orang dan SMP sederajat sebanyak 63 orang," katanya.

Diakuinya jumlah bantuan belum begitu merata di seluruh kecamatan. Ke depan, pihaknya akan terus berupaya menggandeng pihak ketiga melalui CSR ataupun bantuan lainnya melalui pribadi.

"Kami berupaya meningkatkan jumlah bantuan setiap tahun," katanya.

KR-STR