Penambahan fasilitas penanggulangan kebakaran akan disinergikan "kotaku"

id fasilitas penanggulangan kebakaran di kampung

Penambahan fasilitas penanggulangan kebakaran akan disinergikan "kotaku"

Simulasi kebakaran untuk melatih kesiapsiagaan warga masyarakat dalam menanggulangi kebakaran serta menambah pengetahuan dalam mengoperasikan alat pemadam kebakaran. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pras/17)

Yogyakarta (Antara) - Meskipun Dinas Kebakaran tidak akan mengalokasikan anggaran untuk pengadaan hidran kampung pada 2018, namun penambahan fasilitas penanggulangan kebakaran di wilayah tetap akan diupayakan melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).

"Sudah ada komunikasi dengan beberapa pihak terkait, harapannya bisa disinergikan melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) karena salah satu indikator pengentasan kawasan kumuh adalah ketersediaan fasilitas penanggulangan kebakaran," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Jamat.

Menurut dia, Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta sudah menyampaikan ?detail engineering design? (DED) pembangunan hidran berbasis kampung yang bisa digunakan sebagai acuan dalam pengadaan fasilitas penanggulangan kebakaran di wilayah.

DED pembangunan hidran berbasis kampung tersebut tersebar di 10 titik, antara lain di Kampung Karangwaru Los, Pingit, Cokrokusuman, Iromejan, Terban, Gemblakan Bawah, Ledok Tukangan, Jlagran, Semaki Gede dan Basen.

Agus menyebut, fasilitas hidran berbasis kampung sangat dibutuhkan karena rata-rata wilayah permukiman di Kota Yogyakarta merupakan daerah padat penduduk dengan akses jalan yang sempit sehingga menyulitkan armada pemadam kebakaran untuk mengakses lokasi.

"Tinggal nanti disesuaikan dengan Program Kotaku. Harapannya, realisasi tetap bisa berjalan meskipun anggaran bukan dari kami karena pada 2018 ada pembatasan anggaran," katanya.

Sampai saat ini, terdapat tiga kampung yang sudah memiliki fasilitas hidran berbasis kampung yaitu, Pathuk, Kauman dan Prawirodirjan. Pembangunan hidran berbasis kampung tersebut sudah memasuki tahap ketiga tahun ini.

"Kami juga akan mengecek apakah hidran berbasis kampung tersebut berfungsi dengan baik atau tidak termasuk kesiapan warga untuk bisa menggunakannya jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran di wilayah mereka. Sudah ada jadwal simulasi bersama warga di wilayah pekan depan," kata Agus.

Selain kemampuan untuk memanfaatkan hidran, Agus juga berharap agar masyarakat ikut merawat fasilitas tersebut agar tetap berfungsi dengan baik kapanpun dibutuhkan. ***4*** (E013)


Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024