Pengelola Desa Wisata Mangunan berdayakan masyarakat lokal

id Pengelola Desa Wisata Mangunan berdayakan masyarakat lokal

Pengelola Desa Wisata Mangunan berdayakan masyarakat lokal

Desa Wisata Mangunan Dlingo Bantul (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul -  (Antara) - Pengelola Desa Wisata Mangunan, Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berkomitmen memberdayakan masyarakat lokal melalui berbagai kegiatan yang menggerakkan ekonomi masyarakat.

"Kalau desa-desa wisata ini, programnya yang paling jelas itu adalah pemberdayaan masyarakat lokal," kata Ketua Koperasi Notowono Mangunan Dlingo Purwo Harsono usai diskusi tentang Pengembangan Desa Wisata di Desa Wisata Kaki Langit Mangunan Bantul, Jumat.

Menurut dia, ada beberapa program dari para pengelola desa wisata Mangunan di bawah naungan Koperasi Notowono Mangunan dalam pemberdayaan masyarakat lokal, di antaranya dengan pemanfaatan rumah tinggal sebagai "homestay" atau rumah menginap tamu wisatawan.

Selain itu, mengembangkan apa pun yang terdapat di kawasan desa wisata yang sifantnya itu merupakan suatu produk, bisa kerajinan, kuliner khas yang dikemas untuk dijadikan dan dijual sebagai produk wisata.

"Contoh sederhana makanan tradisional dan kuliner, jadi akan kami adakan semacam pasar makanan khas tradisonal sebagai tujuan wisata. Jadi, ke depan memang arahnya pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh," kata Ipung, sapaan akrabnya.

Dalam pengembangan desa wisata dan pemberdayaan masyarakat itu, katga dia, dengan mengolaborasikan antara destinasi dengan desa-desa wisata setempat, bahkan dua hal itu menjadi satu paket kebersamaan.

"Karena apa? Destinasi itu `kan kapasitas orang yang bisa terlibat tidak banyak, tetapi kebutuhan penganggur di masyarakat itu tinggi sehingga harus tumbuh di luar destinasi itu yang berupa desa-desa wisata sebagai pemberdayaan," katanya.

Menurut dia, salah satu contoh sedehana adalah pembuat tempe itu yang dahulunya kapasitasnya hanya 15 kilogram. Namun, ketika warung-warung kuliner mewajibkan tempe "ndeso" yang dibalut daun itu, saat ini bisa menjual sekitar 50 sampai 100 kilogram.

"Artinya, pemberdayaan dan yang sifatnya kolaboratif itu sudah sedemikian rupa kami upayakan agar saling sinergis antardesa wisata satu dengan yang lain. Jadi, sebagai jejaring kecil di kawasan pengembangan wisata di Bantul timur, terutama Kecamatasn Dlingo," katanya.  ***1***(KR-HRI)