Pengelola wisata Mangunan belum siap menerima lonjakan wisatawan

id Mangunan

Pengelola wisata Mangunan belum siap menerima lonjakan wisatawan

Desa Wisata Mangunan Dlingo Bantul (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (Antara) - Pengelola desa wisata Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga kini belum siap menerima lonjakan wisatawan yang berkunjung ke destinasi daerahnya dalam waktu yang bersamaan.

"Dan sebenarnya kita memang belum siap, karena kita (wisata Mangunan) baru berkembang sejak dua tahun, kalau untuk jumlah wisatawan yang besar kita belum siap," kata Ketua Koperasi wisata Notowono Mangunan Purwo Harsono di Bantul, Minggu.

Menurut dia, selain dari sumber daya manusia (SDM) pengelola wisata dan juga kesiapan masyarakat setempat yang masih perlu ditingkatkan menjadi faktor penyebab desa-desa wisata belum siap menerima kunjungan wisatawan dalam jumlah besar.

Namun demikian, kata dia, kondisi tersebut bukan berarti kawasan wisata Mangunan tidak mampu menampung lonjakan wisatawan, hanya saja menurutnya pengelola siap menerima wisatawan sesuai dengan kapasitas maksimal berdasarkan faktor pendukung sarana.

"Karena kalau `over` kapasitas itu jadi tidak nyaman, jadi perlu membatasi siapa saja yang bisa gunakan jasa wisata kami agar bisa terkontrol. Kita tidak mungkin memaksakan dari jumlah pengunjung yang berlebih," katanya.

Selain akan muncul persoalan mengenai pelayanan kepada wisatawan, juga kesulitan menangani dampak dari persoalan itu, sehingga sebisa mungkin diantisipasi agar tidak ada persoalan yang bisa berdampak bagi citra pariwisata wilayah perbukitan Mangunan Dlingo.

"Sebenarnaya kita sudah buat web wisata, tinggal mengisi konten, namun belum saya lanjutkan, karena ketika kemudian kita `eksplor` besar-besaran dan pengunjung `over kapasitas` justru akan ditinggalkan karena dianggap tidak siap," katanya.

Selain kunjungan wisata dalm jumlah besar pada waktu bersamaan, kata dia, kesiapan pengelola dalam menerima tamu wisata menginap juga terbatas, karena hal itu menyesuaikan dengan jumlah `homestay` atau tempat menginap wisatawan yang benar-benar siap.

"Di kita itu baru 16 homestay yang bener benar siap, kapasitarnya kalau bicara komunal 30 orang kali 16, kalau kamar rata-rata tiap homestay dua sampai empat kamar. Kalau itu penuh tidak mungkin lagi untuk dipaksakan meskipun ke tempat yang belum layak," katanya.

Ia menyebut, total destinasi di Desa Mangunan yang sudah berkembang sejak dua tahun lalu itu saat ini ada belasan titik yang menawarkan potensi wisata berupa hutan pinus, pemandangan alam, puncak serta spot-spot untuk selfie.

(KR-HRI)