Bank sampah tidak aktif jadi sasaran pembinaan

id Bank sampah tidak aktif jadi sasaran pembinaan

Bank sampah tidak aktif jadi sasaran pembinaan

Petugas sedang mengumpulkan sampah di kawasan simpang empat depan Gedung Agung, Kota Yogyakarta (Foto jogja.antaranews.com) (jogja.antaranews.com)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta akan memfokuskan pembinaan kepada 70 bank sampah yang tidak aktif, salah satunya dengan meningkatkan kreativitas pengurus untuk menarik minat masyarakat agar memanfaatkan bank sampah.

"Aktif tidaknya bank sampah sangat tergantung pada pengurusnya. Jika pengurusnya kreatif, bank sampah itu pasti akan berkembang dengan baik. Bank sampah yang tidak aktif biasanya disebabkan pergantian pengurus," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Suyana di sela pemberian penghargaan lingkungan di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Suyana, pengurus bank sampah dapat membuat program pemanfaatan keuntungan dari bank sampah seperti berwisata untuk menarik minat masyarakat bergabung di bank sampah.

"Saya kira, hal tersebut akan menarik minat warga untuk bisa menjadi nasabah di bank sampah dan otomatis bank sampah tersebut akan berkembang dengan baik," katanya.

Di Yogyakarta tercatat memiliki lebih dari 400 bank sampah. Pemerintah Kota Yogyakarta kemudian memberikan penghargaan kepada 14 bank sampah terbaik di antaranya Bank Sampah Kantong Rejeki di RW 4 Cokrodiningratan, Bank Sampah Srikandi RW 9 Kricak, dan Bank Sampah Wirosaban Mandiri RW 17 Sorosutan.

Bank sampah dinilai baik jika memiliki nasabah yang cukup banyak, mampu mengelola administrasi dengan baik, serta jumla sampah yang dikumpulkan dan dijual cukup banyak. "Seluruh bank sampah yang ada saat ini kebanyakan mengelola sampah anorganik," kata Suyana.

Sedangkan khusus di lingkugan Balai Kota Yogyakarta, bank sampah milik DLH Kota Yogyakarta akan mengelola sampah anorganik yang dihasilkan mulai awal Desember.

"Biasanya, organisasi perangkat daerah atau instansi menjual sampah yang dihasilkan seperti kertas ke pengepul secara mandiri. Mulai bulan depan, akan kami beli meskipun harga belinya pasti lebih rendah," katanya.

Sedangkan untuk sampah organik, Suyana mengatakan, pengelolaan dapat dilakukan dengan membuat kompos. "Ada juga usulan untuk membuat biopori jumbo, tetapi kami belum mengetahui bagaimana detailnya," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pemerintah memberikan apresiasi kepada masyarakat yang aktif melestarikan lingkungan melalui berbagai cara.

"Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada masyarakat yang sudah bekerja keras melakukan upaya merawat bumi agar selalu lestari dan membantu melakukan pencegahan pemanasan global," katanya.

(E013)

Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024