Yogyakarta (Antara) - Gerakan "reresik" pasar atau membersihkan pasar tradisional akan lebih banyak melibatkan paguyuban pedagang pasar untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap pasar tradisional sehingga pedagang akan selalu menjaga kebersihan pasar.
"Menjaga kebersihan pasar bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga para pedagang. Oleh karena itu, gerakan `reresik` pasar ini akan lebih banyak melibatkan pedagang itu sendiri," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Maryustion Tonang di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, konsep gerakan `reresik` pasar akan mengadopsi dari beberapa kegiatan serupa yang sudah berjalan seperti gerakan `reresik` Malioboro yang dilakukan setiap Selasa Wage.
"Dalam kegiatan `reresik` Malioboro tersebut, seluruh komunitas yang ada di kawasan Malioboro dilibatkan. Nantinya, konsep "reresik" pasar juga akan sama, yaitu melibatkan pedagang pasar tradisional. Namun, masih akan kami bahas bersama awal pekan depan,` kata Maryustion.
Meskipun mengacu pada konsep "reresik` Malioboro, namun sangat dimungkinkan bahwa kegiatan jual beli di pasar tradisional akan tetap berlangsung, tidak diliburkan selama 24 jam seperti pedagang kaki lima di Malioboro tiap Selasa Wage.
"Jika seluruh pedagang pasar harus libur selama satu hari penuh, maka dimungkinkan kegiatan ekonomi tidak berjalan. Mungkin kami akan memanfaatkan jam tertentu untuk bersama-sama membersihkan pasar,` katanya.
Namun demikian, lanjut Maryustion, waktu pelaksanaan "reresik" pasar tradisional tidak akan sama antara satu pasar dengan pasar lain karena karakteristik tiap pasar di Kota Yogyakarta berbeda-beda.
"Pasar Giwangan yang buka 24 jam tentu tidak bisa disamakan dengan pasar tradisional lain. Harinya serentak di semua pasar, tetapi jam pelaksanaannya akan disesuaikan. Yang pasti, kegiatan bersih-bersih pasar bisa dilakukan secara optimal," katanya.
Ia menambahkan, kegiatan "reresik" pasar akan semakin menguatkan slogan yang selama ini dimiliki pasar yaitu "pasare resik, rejekine apik, atine becik, sing tuku ora kecelik" (pasarnya bersih, rejekinya baik, hatinya baik, pembeli tidak kecewa).
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi melontarkan wacana terkait gerakan "reresik" pasar menyusul gerakan serupa yang sudah dilakukan yaitu "reresik" Malioboro dan "reresik" di wilayah atau lingkungan masing-masing hingga gerakan membersihkan sampah visual.
"Saya menerima banyak masukan dari pedagang pasar yang juga berharap adanya gerakan serupa yaitu membersihkan pasar tradisional. Seluruh pedagang melakukan kegiatan bersih-bersih bersama," kata Heroe.
Ia berharap, melalui gerakan tersebut, kondisi kebersihan pasar tradisional akan semakin baik sehingga memberikan rasa nyaman kepada konsumen yang berbelanja. Di Kota Yogyakarta terdapat 30 pasar tradisional.
(E013)
Berita Lainnya
UMKM kopi Indonesia promosi tembus pasar AS
Rabu, 17 April 2024 5:59 Wib
Masih tersedia, tiket keberangkatan KA Lebaran 2024 pada H+5
Senin, 15 April 2024 13:30 Wib
34.576 pemudik KA berangkat dari Jakarta H+4 Lebaran 2024
Minggu, 14 April 2024 14:09 Wib
Presiden belanja buah-sayur di Pasar Buah Berastagi
Sabtu, 13 April 2024 20:59 Wib
Dinas Pertanian Kulon Progo awasi pangan asal hewan di Pasar Bendungan
Senin, 8 April 2024 16:22 Wib
Menguat, pasar obligasi domestik
Senin, 8 April 2024 15:25 Wib
Presiden Jokowi: Antrean pemudik Lebaran 2024 relatif terkendali
Senin, 8 April 2024 11:37 Wib
Jokowi mengunjungi Stasiun Pasar Senen
Senin, 8 April 2024 11:35 Wib