Taman Pintar gelar festival "dolanan" bernuansa sekaten

id Taman Pintar

Taman Pintar gelar festival "dolanan" bernuansa sekaten

Pengunjung memadati Taman Pintar Yogyakarta (Foto ANTARA/Heribertus Suciadi)

Yogyakarta (Antara) - Taman Pintar Yogyakarta akan menggelar festival "dolanan" yang menampilkan beragam permainan dan makanan khas sekaten untuk menghidupkan kembali nuansa perayaan sekaten dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami anak-anak.

"Festival akan diselenggarakan satu hari pada Sabtu (25/11) bertempat di sekitar panggung utama sekaten mulai pukul 07.30 WIB," kata Kepala Bidang Taman Pintar Afia Rosdiana di Yogyakarta, Sabtu.

Festival yang baru akan digelar untuk pertama kalinya tersebut terbagi dalam dua sesi yaitu festival yang menampilkan 13 permainan atau "dolanan" khas sekaten, seperti boy-boynan, nekeran, gangsing bambu, lompat tali, egrang, permainan pecut, balap prau otok-otok, gobak sodor, permainan karet, engklek, bakiak, bekel, dan dakon.

Sedangkan pada sesi kedua yang digelar mulai pukul 09.30 WIB akan menampilkan pembacaan riwayat dan makna filosofis yang terkandung dari berbagai makanan khas sekaten seperti nasi gurih, dan endog abang.

Menurut Afia, pengenalan berbagai permainan dan makanan khas sekaten kepada anak-anak maupun masyarakat umum perlu dilakukan karena banyak anak-anak yang mulai tidak mengenal permainan tradisional dan lebih mengenal permainan dari gawai.

"Pada sesi pertama, anak-anak bahkan dapat mencoba secara langsung berbagai permainan ini," kata Afia.

Sedangkan pengenalan pada makanan khas sekaten ditujukan agar anak-anak memahami makna dari berbagai makanan tersebut. "Makanan khas sekaten ini memiliki makna yang sangat tinggi dan bisa menjadi pembelajaran bersama untuk anak-anak," kata Afia.

Sego gurih memiliki makna kemakmuran, sedangkan endog abang atau telur merah menyimbolkan kelahiran kembali dan kesejahteraan.

Ia menyebut, keikutsertaan Taman Pintar dalam festival tersebut merupakan bentuk kepedulian "science center" tersebut untuk melestarikan budaya dan tradisi masyarakat.

"Kami juga ingin menunjukkan bahwa budaya atau tradisi dan teknologi bisa saling melengkapi," katanya.

(E013)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024