BPBD kerahkan perahu karet evakuasi korban banjir

id bpbd

BPBD kerahkan perahu karet evakuasi korban banjir

Ilustrasi--BPBD (antaranews)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengerahkan lima unit perahu karet untuk mengevakusi korban banjir di Kecamatan Galur, Panjatan dan Lendah.

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Gusdi Hartono di Kulon Progo, Rabu, mengatakan lima perahu karet tersebut terdiri atas, satu unit milik BPBD, satu unit milik Polres, dua unit milik Basarnas, satu unit milik tagana.

"Saat ini, kami masih melakukan evakusi korban banjir. Curah hujan masih tinggi," kata Gusdi.

Ia mengatakan sedikitnya ada 600 jiwa yang mengungsi akibat bencana banjir dan tanah longsor di Kulon Progo. Di Kecamatan Panjatan ada tiga titik lokasi pengungsian, yakni Puskesmas Panjatan, UPTD Dinkes, dan Balai Desa Panjatan. Jumlah pengungsi sekitar 300 orang.

Selanjutnya, di Kecamatan Lendah ada satu titik pengungsian yakni Masjid Alhusna Gulurejo sebanyak 150 orang. Kemudian, di Kecamatan Galur, khususnya di Desa Tirtorahayu ada 100 orang.

"Jumlah pengungsi terus bertambah. Hal ini dikarenakan hujan masih mengguyur wilayah Panjatan, Lendah dan Galur. Sementara itu, air tidak bisa mengalir ke muara laut karena semua air sungai masuk secara bersamaan," katanya.

Salah satu warga Dusun II, Desa Panjatan, Yuwono mengungkapkan banjir di wilayahnya terjadi akibat luapan Sungai Gunsiro sejak Selasa sekitar 08.30 WIB. Menurutnya, banjir terjadi setiap tahun, tetapi kondisinya tidak separah seperti saat ini. Ia berharap pemerintah melakukan pengerukan endapan sungai.

Selain itu, warga Dusun Gotakan I, Desa Gotakan, Muh Ridwan menuturkan, banjir di kediamannya terjadi sejak 09.00 WIB, tinggi air mencapai lutut orang dewasa. Ia masih belum pindah, padahal ada banyak barang yang belum dipindah dan ingin tidur di rumah.

Kepala Dusun Gotakan I, Wahyu menyatakan banjir yang kali ini terjadi di wilayah permukiman tersebut, merupakan banjir terbesar dibanding yang kerap terjadi sebelumnya. Pasalnya, bila pada banjir di tahun-tahun sebelumnya tak semua banjir merendam rumah warga, kali ini semua rumah di perdusunan itu terkena dampaknya.

"Kami belum tahu kapan air akan surut, tergantung curah hujan yang turun," ujarnya.

(U.KR-STR)