Nelayan tidak melaut waspadai tinggi gelombang

id Nelayan Gunung Kidul

Nelayan tidak melaut waspadai tinggi gelombang

Kalanhan nelayan Pantai Baron Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,mendarat dengan membawa kkan hasil tangkapan. Saat ini, nelayan menangkap ikan kakap dan tongkol. (Foto Antara/mamiek)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Seluruh nelayan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak melaut karena mewaspadai potensi gelombang tinggi terkait adanya badai Cempaka terhadap keselamatan mereka.

"Semua nelayan pantai selatan di Gunung Kidul, hampir 100 persen tidak melaut sejak seminggu terakhir," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kabupaten Gunung Kidul Rujimantoro di Gunung Kidul, Jumat.

Ia mengatakan kondisi gelombang laut di tengah mencapai tiga sampai empat meter, kemudian gelombang di tepi pantai stabil.

Meski demikian, nelayan tidak melaut karena curah hujan tinggi.

"Gelombang laut di selatan dalam kondisi normal, hanya saja curah hujan tinggi. Untuk keselamatan jiwa, nelayan memilih tidak melaut," katanya.

Rujimantoro mengatakan akibat nelayan tidak melaut, stok ikan di Tempat Pelangan Ikan (TPI) mengalami kekosongan.

Namun, hal itu tidak berdampak bagi pasokan ke rumah makan di kawasan pantai karena mereka sudah menyimpan stok di pendingin.

"Stok ikan di TPI kosong, tapi pemilik warung makan ikan laut sudah menyimpan stok di lemari pendingin," katanya.

Salah satu nelayan Pantai Baron, Rudi, mengatakan sudah tidak melaut sejak satu sekitar minggu terakhir. Dirinya lebih memilih memarkir kapalnya dari pada mencari ikan karena dampak cuaca ekstrem tersebut.

"Kondisi gelombang laut termasuk normal, tapi kami mengantisipasi adanya gelombang besar yang tiba-tiba menerjang," katanya.

Rudi mengakui nelayan di Gunung Kidul diimbau selalu waspada saat melaut.

Informasinya, katanya, setelah Badai Cempaka akan datang Badai Dahlia.

"Kami tidak dilarang melaut, hanya diimbau selalu waspada saat melaut mencari ikan," katanya.

(KR-STR)