Gunung Kidul (Antara Jogja) - Warga di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikejutkan dengan munculnya air yang menggenangi kawasan hutan seluas sekitar 30 hektare seperti danau di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu.
"Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, air yang menggenangi hutan itu berasal dari tujuh sungai bawah tanah, dan menuju ke laut satu jalur. Pertemuan air tujuh sungai ini, menyebabkan air meluap ke atas," kata Kepala Dukuh Wediwutah Diarto di Gunung Kidul, Jumat.
Ia mengatakan air yang muncul ke atas cukup jernih, seperti air biasa. Air mulai menggenangi kawasan hutan sejak Selasa (28/11). Sejak itu, debit airnya terus naik.
Menurutnya, air yang muncul ke atas menggenangi kawasan hutan, sawah dan ladang seluas puluhan hektare itu berbeda dengan air banjir yang biasanya berwarna cokelat keruh. Air yang keluar cenderung bening berwarna kehijauan jika dilihat dari puncak tertinggi.
"Sumber air di Wesiwutah, biasanya digunakan untuk mencuci dan memasak. Sumber air di sana, airnya cukup bersih. Meski hujan deras meluap hanya sampai jalan antardusun tidak seperti ini, kalau ini berbeda dari biasanya," katanya.
Tokoh masyarakat Gunung Kidul Budi Martono mengatakan munculnya air ke permukaan seperti danau di Desa Ngeposari merupakan fenomena alam. Informasinya air yang naik itu dari sumbermata Mbribin (Ngreneng).
"Semoga ini pertanda bagus untuk sumber air di Gunung Kidul," katanya.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Warga peroleh edukasi keselamatan transportasi air
Sabtu, 13 April 2024 5:18 Wib
Wisatawan pantai selatan DIY-Jabar perlu waspadai pasang air
Jumat, 12 April 2024 13:51 Wib
1.300 wisatawan banjiri Jatiluwih Tabanan, Bali
Rabu, 10 April 2024 19:33 Wib
IBI membuka posko kesehatan mendekatkan kebidanan kepada pemudik
Rabu, 10 April 2024 16:03 Wib
Meski tergenang rob, Jalur Pantura Sayung Demak, Jateng, bisa dilintasi kendaraan pemudik
Selasa, 9 April 2024 2:08 Wib
Nelayan di Benoa, Bali, diedukasi untuk wisata taksi air
Jumat, 5 April 2024 20:44 Wib
BRIN: Picu hujan di barat Indonesia, pertemuan uap air-IOD negatif
Jumat, 5 April 2024 5:55 Wib
DLHK DIY: Rehabilitasi lahan Merapi untuk meningkatkan kondisi tata air
Rabu, 3 April 2024 19:55 Wib