Kulon Progo data kerusakan infrastruktur akibat bencana

id bencana banjir

Kulon Progo data kerusakan infrastruktur akibat bencana

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo meninjau lokasi bencana banjir. (Dok istimewa)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendata kerugian atas kerusakan infrastruktur, rumah dan sarana prasarana lain akibat bencana tanah longsor, banjir dan pohon tumbang.

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Gusdi Hartono di Kulon Progo, Sabtu mengatakan berdasarkan data ada 66 titik bencana yang terjadi di 12 kecamatan.

"BPBD belum menghitung jumlah total kerugian yang muncul, atas rusaknya infrastruktur akibat bencana alam tersebut," kata Gusdi.

Ia mengatakan BPBD masih berfokus pada penanganan bencana. Dimulai dari menyelesaikan proses evakuasi, baik warga terdampak langsung dan potensial terdampak bencana. Selain itu, membersihkan sisa tanah longsor dan sisa-sisa bencana banjir, untuk di sejumlah titik yang mulai surut.

"BPBD juga masih konsentrasi menangani warga yang mengungsi, baik yang terdampak tanah longsor maupun banjir," katanya.

Gusdi mengatakan langkah selanjutnya, BPBD akan mengawal proses pengungsian secara baik, yakni hingga warga kembali ke rumah masing-masing dalam kondisi tetap baik. Kendati demikian, ia tidak mengabaikan soal infrastruktur yang rusak akibat bencana, dan akan ditangani dengan pekerjaan darurat.

Ia mengatakan pengerjaan darurat wilayah utara akan dilakukan pengerjaan pembenahan darurat, antara lain pembersihan puing dan membuka aksesibilitas yang sempat tertutup. Sehingga, aktivitas masyarakat bisa pulih kembali, proses deteksi dan pembenahan ini masih akan terus berjalan.

Kemudian wilayah selatan, penanganan bagaimana rumah warga yang terendam banjir segera pulih.

"Kami melakukan penanganan kedaruratan dengan mengutamakan skala prioritas. Kami keterbatasan tenaga, meski sudah dibantu TNI, Polri, dan relawan," katanya.

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Konstruksi BPBD Eko Susanto mengatakan tim sedang menghitung kerusakan satu persatu, berdasarkan laporan dari pemerintah kecamatan.

Mengitung nilai kerusakan harus hati-hati, karena jangan sampai jauh lebih rendah atau tinggi dari nilai kerusakan.

"Tim masih melakukan penghitungan. Kami belum bisa menyebut angka kerugian karena penghitungan masih berjalan," kata Eko. 

(U.KR-STR)