Yogyakarta, (Antara Jogja) - Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi meminta agar tema penelitian yang dilakukan masyarakat termasuk akademisi dengan biaya dari Pemerintah Kota Yogyakarta disesuaikan dengan kebutuhan atau prioritas pembangunan kota.
"Dengan demikian, hasil dari penelitian bisa digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan pembangunan," kata Heroe Poerwadi saat membuka diseminasi hasil penelitian di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, terdapat setidaknya empat tema prioritas pembangunan yang membutuhkan dukungan dari hasil penelitian yaitu permasalahan permukiman padat yang tidak hanya menyasar kebutuhan fisik saja tetapi juga permasalahan sosial kemasyarakatannya.
"Sudah banyak penelitian terkait kebutuhan fisik untuk mengatasi permasalahan permukiman padat penduduk. Namun, ada hal lain yang juga perlu mendapatkan perhatian yaitu permasalahan sosial di masyarakat," katanya.
Selain itu, Pemerintah Kota Yogyakarta juga membutuhkan penelitian terkait sistem transportasi yang didalamnya menyangkut permasalahan transportasi wisata dan sekolah berbasis transportasi umum.
"Kami juga berharap ada penelitian terkait pengembangan industri kreatif menyangkut permodalan, manajemen, produk hingga pemasarannya," kata Heroe.
Sedangkan untuk kebutuhan pengembangan pariwisata, lanjut Heroe, dibutuhkan penelitian terkait potensi kampung di Kota Yogyakarta.
Heroe menyebut, penentuan kebijakan pembangunan atau penyelesaian permasalahan di Kota Yogyakarta membutuhkan banyak masukan dari berbagai pihak.
"Dengan adanya banyak masukan tersebut, maka pemerintah bisa melihat dari banyak sisi sebelum memutuskan kebijakan. Permasalahan yang dihadapi kota pun akan bisa diselesaikan dengan baik," kata Heroe.
Sementara itu, Kepala BIdang Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta Affrio Sunarno mengatakan, Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan dana bantuan penelitian sebesar Rp150 juta untuk lima penelitian.
Pada 2017, Pemerintah Kota Yogyakarta menerima lebih dari 100 proposal penelitian namun dipilih lima proposal yang dibiayai oleh pemerintah yaitu, pencegahan kasus kekerasan seksual pada anak usia dini, potensi rekahan tanah akibat gempa 2006, penumbuhan wirausaha baru, aplikasi Jogja Smart Information, serta potensi wisata kuliner Kotagede.
"Aplikasi Jogja Smart Information bahkan diadopsi untuk pengembangan aplikasi pelayanan informasi dan keluhan," kata Affrio.
Sedangkan penelitian terhadap potensi rekahan tanah akibat gempa 2006, lanjut Affrio dapat dimanfaatkan oleh Dinas Perizinan dan Penanaman Modal untuk membantu memberikan izin mendirikan bangunan di wilayah sesuai tingkat kerawanannya.
Pada 2018, Pemerintah Kota Yogyakarta tetap akan menganggarkan dana Rp150 juta untuk membiayai lima penelitian. "Kami menerima 69 proposal yang masuk kemudian diseleksi untuk dipilih lima penelitian," kata Affrio. ***4***
(E013)
Berita Lainnya
Daop 6 meminta maaf kedatangan KA terlambat imbas gangguan lokomotif
Rabu, 24 April 2024 18:07 Wib
KPU Yogyakarta melibatkan budayawan ciptakan maskot Pilkada 2024
Rabu, 24 April 2024 9:30 Wib
Konferensi internasional UIN perkenalkan Islam Indonesia yang toleran
Selasa, 23 April 2024 18:01 Wib
Dinkes Yogyakarta mengimbau masyarakat waspadai penularan flu singapura
Senin, 22 April 2024 23:39 Wib
Kominfo Yogyakarta selenggarakan pelatihan pengembangan talenta digital
Senin, 22 April 2024 16:03 Wib
Nilai pencucian uang mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Rp20 miliar
Senin, 22 April 2024 14:26 Wib
Pemkot Yogyakarta gelar upacara adat Mitoni untuk tekan stunting
Senin, 22 April 2024 10:49 Wib
Disnakertrans Bantul berdayakan keluarga miskin melalui program padat karya
Senin, 22 April 2024 10:48 Wib