Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta akan melaksanakan pemetaan potensi seluruh desa.
Perwakilan Lembaga Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UMY Aris Slamet Widodo di Gunung Kidul, Rabu mengatakan kerja sama tersebut juga dikemas dengan menerjunkan mahasiswanya dalam kuliah kerja nyata (KKN) di Gunung Kidul.
"Nantinya dibantu mahasiswa akan melakukan pemetaan potensi untuk pengembangan potensi yang ada. Potensi masing-masing desa merupakan titik tolak pembangunan. Sehingga dengan adanya pengembangan potensi akan mendorong kesejahteraan masyarakat," katanya.
Dia mengatakan potensi desa di Gunung Kidul cukup banyak muai dari pertanian, industri hingga pariwisata. Dengan pemetaan yang baik, maka bisa mengembangkan potensi desa sehingga masyarakat tidka perlu mencari pekerjaan keluar daerah.
"Pembangunan harus dilalui melalui pemberdayaan. Baik oleh pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi," katanya.
Aris mengatakan penelitian dan pengkajian potensi masyarakat di desa akan mempercepat proses pembangunan. Karena desa sudah memiliki anggaran cukup. "Tentu nantinya potensinya bisa didukung," katanya.
Kepala Bappeda Gunung Kidul Sri Suhartanto mengatakan desa bisa membuat perencanaan berbagai program, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Termasuk mendukung perkembangan pariwisata saat ini. Seperti di desa Jetis, Saptosari merupakan jalur kawasan wisata.
"Di desa Jetis merupakan jalur wisata berpotensi ikut mendorong pertumbuhan kawasan wisata. Bahkan pada jalur lintas selatan, segera dibangun RSUD di Saptosari," katanya.
Dia mengatakan melalui pengembangan potensi desa nantinya tentu memberikan dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Pengembangan desa ujungnya kesejahteraan masyarakat," katanya.
Sementara Dewan Riset Gunung Kidul Supriyadi menambahkan penngembangan desa perlu penelitian yang matang tentang potensi desa.
"Dengan penelitian yang tepat, sehingga program bisa berjalan dengan baik. Tidak lupa mengenai peningkatan sumber daya manusianya," katanya.
(U.KR-STR)
Berita Lainnya
Pengungsi erupsi Gunung Ruang, Sulut, peroleh masker
Jumat, 19 April 2024 20:24 Wib
"Badarawuhi Di Desa Penari", tayang perdana di AS
Sabtu, 6 April 2024 21:34 Wib
Lima desa di Tanah Datar, Sumbar, dilanda banjir lahar hujan Gunung Marapi
Sabtu, 6 April 2024 11:57 Wib
Bantul perkuat manajemen pengelolaan rintisan Desa Budaya
Selasa, 26 Maret 2024 9:22 Wib
"Kitaro Tanjou" film versi lengkap "yokai"
Senin, 25 Maret 2024 7:05 Wib
Wae Rebo, NTT, desa tercantik kedua di dunia
Rabu, 20 Maret 2024 19:52 Wib
Pengembangan desa wisata di Indonesia harus lestarikan lingkungan
Senin, 18 Maret 2024 11:33 Wib
ULM pasang penjernih air untuk masyarakat pesisir
Senin, 18 Maret 2024 5:16 Wib