Diskop-UKM : pemasaran produk UMKM masih tradisional

id Kulon progo

Diskop-UKM : pemasaran produk UMKM masih tradisional

Kabupaten Kulon Progo (Foto Istimewa)

Kulon Progo, (Antaranews Jogja) - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menilai pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah ini masih gagap teknologi, sehingga pemasaran produk masih dilakukan secara tradisional.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kulon Progo Sri Harmintarti di Kulon Progo, Kamis, mengatakan pemasaran produk UMKM secara "online" hanya dilakukan sebagian anak muda, sedangkan pelaku UMKM dengan umur di atas 45 tahun dilakukan secara tradisonal.

"Kendala pemasaran produk UMKM, ketika pelaku usaha ini sudah tua, dan lokasinya di kawasan Bukit Menoreh yang penggunaan teknologi informatikanya kurang mendukung, baik dari sisi jaringan maupun sumber daya manusia," kata Sri Harmintarti.

Ia mengatakan tidak semua pelaku UMKM memiliki telepon seluler, laptop atau android, sehingga menjadi kendala pemasaran secara "online". Selain itu, pelaku UMKM tidak mampu mengatasi trik-trik pemasaran yang semakin berkembang, misalnya konsumen minta segera dikirim dan minta contoh.

"Secara keseluruhan, kami menyadari pemasaran membutuhkan pemahaman keterampilan penjualan secara `online`. Penjualan `online` memang membantu pemasaran, jarak bukan hambatan, waktu lebih cepat," katanya.

Namun, kata dia, ketika barang difoto, ternyata tidak sesuai harapan konsumen. Batik difoto bagus, setelah sampai konsumen bukan batik tenun, dan kualitas tidak seperti yang mereka harapkan.

Sri Harmintarti mengatakan di Kulon Progo, yang mampu menangkap peluang pemasaran secara "online" hanya anak muda. Anak muda menjual dan memasarkan produk UMKM secara "online".

Sebelumnya, Sekretaris daerah (Sekda) Kulon Progo Astungkara mengatakan pihaknya memiliki pekerjaan rumah untuk menuntaskan kebijakan bidang usaha mikro dan kecil.

"Kami menyadari, kebijakan bagi usaha mikro dan kecil di Kulon Progo masih kurang. Selain itu, pelaku UMK sangat sulit bersaing dengan pelaku usaha menengah dan besar karena mereka hanya memiliki modal kecil," kata Astungkara.***3***


(KR-STR)


Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024