Pemkab Kulon Progo beri pelatihan kewirausahaan warga terdampak bandara

id bandara kulon progo,NYIA

Pemkab Kulon Progo  beri pelatihan kewirausahaan warga terdampak bandara

Ilustrasi (Foto antaranews.com) (antaranews.com)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan pelatihan kerja dan kewirausahaan kepada warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kulon Progo Eko Wisnu Wardhana di Kulon Progo, Minggu, mengatakan pemkab memfasilitasi warga berkarya di sektor formal dan informal.

"Pelatihan kerja dan kewirausahaan diberikan dengan menyesuaikan minat, kriteria dan usia warga yang meminati pelatihan," kata Eko Wisnu.

Ia mengatakan pelatihan kewirausahaan yang diberikan antara lain boga, kerajinan tangan, las, salon, rias pengantin, desain grafis, binatu, dan berbahasa Inggris.

Harapan Pemkab, setelah mengikuti pelatihan, warga bisa langsung terserap di dunia kerja. Kalaupun memang untuk bekerja di bandara, mereka memiliki bekal cukup.

Pelatihan tersebut baik berupa pelatihan kerja maupun pelatihan kewirausahaan. Setelah sebelumnya menyediakan 60 paket pelatihan, pada 2018 ada sebanyak 62 paket pelatihan paket bisa diikuti oleh warga.

Balai Latihan Kerja memberikan kesempatan pelatihan bukan hanya dapat diikuti oleh warga terdampak melainkan juga warga dari luar

Kulon Progo bahkan luar Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ia menyebutkan, ada 62 paket tersebut kepada 16 orang untuk masing-masing paket. Selain itu ada sepuluh paket pelatihan kebandaraan juga bagi 16 orang per satu paketnya. Terdiri dari pelatihan Aviation Security/Avsec (tenaga pengamanan di bandara), staf kargo, groundhandling, tiket, staf maskapai.

Selain itu, masih ada 17 paket pelatihan yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Pada 2018 ini Pemkab juga mulai menindaklanjuti nota kesepahaman yang telah ditandatangani bersama antara Bupati Kulon Progo dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Kalau perihal kebutuhan kerja di sektor formal, pengguna atau user itu melihat sertifikat, lisensi, pengalaman kerja.

"Tugas kami mempersenjatai mereka dengan keterampilan, nanti tinggal lihat siapa yang membutuhkan mereka sebagai tenaga kerja, kami tidak menunggunya jadi agar mereka bisa segera bekerja," katanya.

Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kulon Progo Triyono mengatakan pelatihan kepada warga terdampak memang sudah dijadwalkan untuk terus dilakukan.

Pada 2018 pelatihan akan dikonsep semakin intensif, berlangsung saat masa kerja kontruksi fisik NYIA dimulai, ataupun saat NYIA sudah beroperasi.

"Kami bersyukur banyak warga terdampak yang sudah mulai menggunakan uang ganti rugi pembebasan lahan NYIA untuk membeli kendaraan seperti armada pendukung tur dan travel, maupun armada truk. Harapannya armada itu bisa membantu mereka lebih produktif, selain itu dengan truk yang mereka miliki maka warga bisa terlibat pembangunan NYIA secara positif dan menghasilkan," harapnya.



(U.KR-STR)