BPBD : lima rumah Bantul rerancam terdampak erosi

id Bpbd

BPBD : lima rumah Bantul rerancam terdampak erosi

BPBD Bantul (istimewa)

Bantul, (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut lima rumah di bantaran Sungai Oya Dusun Wunut, Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri terancam terdampak erosi sungai tersebut.

"Hujan di wilayah Gunung Kidul beberapa waktu lalu menyebabkan banjir di Sungai Oya dan erosi sungai yang mengancam lima rumah warga," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Bantul Aka Luk Luk di Bantul, Senin.

Lima rumah warga terancam erosi sungai Oya itu adalah rumah Wakiman (51) yang dihuni enam jiwa, rumah Ibu Ciptorejo (71) yang dihuni satu jiwa, rumah Tumiran (40) dihuni lima jiwa, rumah Subandi (42) dihuni tujuh jiwa dan rumah Sogimin (60) dihuni dua jiwa.

Semua penghuni rumah terancam terdampak erosi itu, kata dia, dilaporkan akan mengungsi ke rumah suadara atau tempat tinggal yang lebih aman dari ancaman bahaya baik yang ada di sekitar maupun luar Bantul.

Menurut dia, erosi sungai dilaporkan terjadi pada Sabtu (13/1) pagi sekitar pukul 03.00 WIB setelah sehari sebelumnya atau Jumat (12/1) terjadi hujan deras di wilayah Gunung Kidul yang kemudian terbawa arus aliran Sungai Oya.

Merespon kejadian itu, kata dia, BPBD langsung menerjunkan dua personel tim reaksi cepat (TRC) untuk assesment dan koordinasi di lapangan, serta gotong royong dan mengkondisikan bangunan bersama warga setempat.

"Pada 14 Januari sudah dilakukan kerja bakti, dan kemudian BPBD mengirimkan bantuan logistik kerja bakti berupa enam buah terpal dan semen 10 sak," katanya.

Sementara itu, Dukuh Wunut Bantul Sugianto mengatakan, erosi di tebing Sungai Oya sudah terjadi sejak Kamis (11/1) malam setelah hujan deras yang berakibat banjir di aliran sungai, dan erosi semakin parah hingga Jumat (12/1) malam.

Ia menjelaskan, saat itu aliran air Sungai Oya terus mengalami kenaikan dan sampai setinggi tebing sungai, sehingga warga yang tinggal di bantaran sungai khawatir erosi mengancam rumah mereka dan memilih mengungsi ke tempat aman.

"Ada lima KK (kepala keluarga) terdiri 21 jiwa di Rukun Tetangga (RT) 5 Dusun Wunut yang mengungsi di rumah saudaranya. Ini inisiatif warga setelah mengundang Pak Lurah dan melihat kondisi erosi yang semakin parah," katanya.***4***


(KR-HRI)


Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024