impor beras diharapkan tidak ganggu panen raya

Sleman (Antaranews Jogja) - Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta berharap rencana pemerintah melakukan impor beras tidak mengganggu harga beras saat panen raya nanti.

"Akan lebih baik jika impor dilakukan secara bertahap dan dalam bentuk sediaan atau `stockis`. Dengan begitu keberadaannya tidak mengganggu harga ketika panen raya pada Februari dan Maret," kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Sleman Heru Saptono di Sleman, Rabu.

Menurut dia, kenaikan harga beras di pasaran memang berkaitan dengan permintaan dan persediaan, namun kenaikan harga kali ini kemungkinan juga ada permasalahan di rantai distribusi.

"Saat ini sebagian cadangan pangan di lumbung pangan memang kosong. Karena harga gabah tinggi sebagian dijual atau dipinjamkan kepada anggota. Hanya saja bila beras impor membanjiri saat panen raya nanti maka hal itu justru membahayakan karena harga menjadi sangat fluktuatif," katanya.

Ia mengatakan saat ini ketersediaan stok beras di Kabupaten Sleman mencukupi.

"Stok beras di penggilingan masih bisa produksi 17 kwintal dengan ketersediaan gabah 72 kwintal setara dengan 60,2 kwintal beras," katanya.

Heru mengatakan produksi beras di dua penggilingan di Sidomoyo dan UD Makmur sebanyak 77,2 kwintal per hari. Pada Januari ini, alokasi panen di wilayah Sleman sekitar 2.600-5.000 hektare dan dinilai mampu menyediakan beras untuk memenuhi konsumsi masyarakat.

"Beras cadangan pangan pemerintah yang dititipkan di KUD Ngemplak saat ini sebanyak 62.832 ton beras. Jadi stok beras mencukupi," katanya.

Saat menggelar panen raya di Madurejo, Prambanan, Sleman pekan lalu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Momon Rusmono menyatakan total luas panen Januari 2018 di DIY mencapai 30.000 hektare.

"Dengan begitu produksi padi dan stok beras di DIY dipastikan aman hingga panen raya pada Maret mendatang. Khusus di Desa Madurejo, padi yang siap dipanen terdapat 100 hektare dari total luas panen 300 hektare. Produktivitas padi di sini 7,4 ton gabah kering panen (GKP) atau 6,3 ton gabah kering giling (GKG) per hektare," katanya.





(U.V001)