Bupati Kulon Progo tolak beras impor

id Beras impor

Bupati Kulon Progo tolak beras impor

ilustrasi beras ( antaranews.com)

Kulon Progo, (Antaranews Jogja) - Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Hasto Wardoyo menolak adanya operasi beras dengan beras impor di wilayah itu.

Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Rabu, mengatakan produksi gabah di Kulon Progo rata-rata mencapai 125 ribu ton gabah kering panen (GKP), dan serapan untuk pemenuhuan lokal sekitar 80 ribu ton.

"Kami Pemkab Kulon Progo sudah jelas menolak beras impor masuk ke Kulon Progo melalui operasi pasar beras," kata Hasto.

Ia mengatakan Pemkab Kulon Progo dan Bulog sudah menandatangani nota kesepahamam bersama, bahwa Bulog akan membeli beras petani melalui gabungan kelompok tani (gapoktan). Kalau pun, ada operasi pasar beras di pasar-pasar rakyat harus menggunakan beras petani Kulon Progo.

"Ingat, operasi pasar beras jangan menggunakan beras impor," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Tri Saktiyana menyatakan DIY tidak serta merta menerima pasokan beras impor sebelum memastikan adanya kebutuhan mendesak dari konsumen di daerah setempat.

"Kami akan menentukan perlu atau tidak tambahan beras dari luar. Baru kami kaji kapan dan berapa angkanya," katanya.

Menurut Tri, sebelum memutuskan menerima pasokan beras dari luar daerah atau impor, Disperindag DIY akan memprioritaskan pengendalian harga beras dengan menggandeng Badan Urusan Logistik (Bulog) DIY .

"Kami akan lihat apakah ada gejolak harga beras signifikan di pasar lokal. Kami akan semaksimal mungkin mengendalikan harga beras di DIY," kata dia.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan keputusan pemerintah untuk mengimpor 500.000 ton beras karena persediaan beras di dalam negeri masih kurang.

Keputusan Pemerintah untuk mendatangkan beras dari Vietnam dan Thailand tersebut diambil setelah melakukan operasi pasar sejak November-Desember 2017 lalu.

Hasilnya, operasi pasar tersebut tidak terlalu memberi pengaruh terhadap penurunan harga. Bahkan, pada awal Januari 2018, harga beras medium berada di kisaran Rp11.000 per kilogram, atau di atas harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp9.450. ***3***

(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024