TPID : pedagang beras jangan mengambil untung berlebihan

id Beras

TPID : pedagang beras jangan mengambil untung berlebihan

Ilustrasi pedagang beras (Foto ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)

Yogyakarta, (Antaranews Jogja) - Tim Pengendali Inflasi Daerah Istimewa Yogyakarta meminta pedagang dan distributor beras di daerah itu untuk tidak mengambil untung berlebihan seiring masih terjadinya gejolak harga komoditas itu di pasaran.

"Pedagang pasar jangan sampai mengambil untung berlebihan dengan memanfaatkan situasi yang tidak diinginkan," kata Ketua III Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY Budi Hanoto di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu.

Budi mengatakan bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan dan TPID DIY akan terus meningkatkan pemantauan di lapangan untuk mengetahui kemungkinan adanya penimbunan serta penjualan beras dengan harga terlalu tinggi atau jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) beras.

HET untuk wilayah Pulau Jawa ditetapkan Rp9.450 per kg (beras medium) dan Rp12.800 per kg (beras premium).

"Kami akan menindak tegas pedagang maupun distributor yang memanfaatkan situasi ini. Sanksi kami berikan sesuai pelanggaran yang dilakukan," kata Budi yang juga Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta itu.

Menurut dia, hingga saat ini stok beras di DIY dalam kondisi aman. Stok beras yang tersimpan di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) DIY masih mencapai 6.000 ton yang diperkirakan mencukupi kebutuhan masyarakat hingga 4-5 bulan ke depan.

Menurut dia, kenaikan harga beras di DIY dipicu tingginya permintaan masyarakat terhadap komoditas itu saat libur akhir tahun 2017. Cuaca ekstrem yang dipicu siklon tropis Cempaka pada penghujung 2017 ikut mengganggu produksi beras sehingga memiliki andil mendorong tingginya harga komoditas itu di pasaran.

Budi memperkirakan harga beras akan mulai menurun kembali saat musim panen raya tiba pada Februari 2018.

Kepala Bulog Divre DIY Miftahul Ulum mengatakan akan terus menggencarkan operasi pasar (OP) beras di lima kabupaten/kota hingga 31 Januari 2018 untuk meredam gejolak harga komoditas itu di pasaran.

"Sejak minggu pertama bulan Januari 2018 kami sudah menggelar OP di hampir seluruh pasar di lima kabupaten/kota," kat dia.

Menurut Miftah, OP beras maksimal akan digelar hingga 31 Januari 2018 karena pada Februari diperkirakan sudah masuk masa panen raya sehingga stok gabah di tingkat petani di DIY akan melimpah.

"Kami yakin saat musim panen raya, harga beras akan menurun," katanya.

Mekanisme OP beras pada Januari 2018 disalurkan ke toko-toko pengecer melalui distributor mitra. Berbeda dengan OP beras pada tahun-tahun sebelumnya yang dijual langsung oleh Bulog ke konsumen.***3***

(L007)


Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024