Pakar: ideologi khalayak memengaruhi penerimaan kampanye hitam

id Ugm

Pakar: ideologi khalayak memengaruhi penerimaan kampanye hitam

Universitas Gadjah Mada (Foto Istimewa)

Yogyakarta,  (Antaranews Jogja) - Latar belakang ideologi politik, keluarga, serta pengalaman masa lalu memengaruhi cara penerimaan khalayak media daring terhadap kampanye hitam, kata pakar keamanan siber Pratama Dahlian Persadha.

"Ternyata tidak ada yang benar-benar aktif dan independen dengan hasil pemikiran kritisnya dalam merespons kampanye hitam," kata Pratama di Yogyakarta, Selasa.

Saat mempertahankan disertasinya untuk meraih gelar doktor pada Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Pratama mengakui bahwa khalayak memiliki daya seleksi dalam mencerna kampanye hitam, khususnya yang disebar melalui media daring.

Namun daya seleksi itu, kata dia, ternyata juga tidak murni berbasis pada pemikiran kritis yang dimiliki, melainkan ikut dipengaruhi sejumlah faktor, baik yang berasal dari institusi keluarga, ideologisasi parpol, ataupun terpaan wacana lainnya.

Dalam disertasinya, Pratama mengambil contoh kasus pengalaman maraknya kampanye hitam pada Pilpres 2014. Saat itu terdapat dua media massa daring yang dinilainya berpihak terhadap dua kubu calon presiden pada saat itu dengan mengonstruksikan isu-isu negatif.

Namun, menurut dia, penerimaan khalayak terhadap kampanye hitam yang diembuskan melalui media massa daring saat itu ternyata bervariasi atau tidak homogen.

"Dalam arti ada yang percaya terhadap isu-isu negatif yang disebarkan, tetapi juga ada yang sama sekali tidak percaya bergantung latar belakang sosio-kultural dan preferensi politiknya," tutu Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC ini.

Kedua kubu khalayak tersebut, menurut dia, pada prinsipnya mencari media massa yang sesuai dengan preferensi politik dan kulturalnya masing-masing. Sehingga ia menyimpulkan bahwa khalayak menjadi terpengaruh atau tidak terhadap isu negatif tersebut tidak murni berasal dari nalar kritis mereka.

"Namun demikian, sebagaimana temuan dalam penelitian ini bahwa ada juga khalayak yang bersikap aktif berbasis pada kesadaran kritis sehingga keluar dari pengaruh politik aliran ketika menerima pesan kampanye hitam. Biasanya jenis khalayak seperti ini lebih bersifat individual ketimbang institusiaonal," ujarnya.

Dalam uji disertasinya yang berjudul "Resepsi Khalayak Terhadap Kampanye Hitam Dalam Media Massa `Online` Pada Pemilihan Presiden 2014", Pratama dinyatakan lulus dengan predikat "cumlaude" dan berhak menyandang gelar doktor.

***2***

(L007)