Bantul masih menunggu usulan kebutuhan beras OP

id beras

Bantul masih menunggu usulan kebutuhan beras OP

ilustrasi, Operasi Pasar beras Bulog (Foto ANTARA)

Bantul, (Antaranews Jogja) - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini masih menunggu usulan kebutuhan beras untuk dipenuhi melalui kegiatan operasi pasar (OP) Bulog dari pemerintah desa setempat.

"Sampai saat ini yang sudah akan memberikan konfirmasi terkait OP beras itu baru desa-desa di Sedayu, hanya saja saya masih menunggu usulan riilnya mau berapa ton," kata Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi di Bantul, Kamis.

Dinas Perdagangan sudah mengirimkan surat kepada seluruh lurah desa di Bantul beberapa waktu lalu untuk mendata kebutuhan beras masyarakat yang akan dipenuhi dengan OP beras oleh Badan urusan Logistik (Bulog) Yogyakarta.

Namun demikian, kata dia, hingga saat ini dari seluruh 17 kecamatan se-Bantul yang lurah di seluruh 75 desa sudah diberikan surat pada 16 Januari 2018 baru ada dua kecamatan yaitu Pandak dan Sedayu yang sudah memberikan konfirmasi.

"Jadi kami itu melakukan OP beras sesuai dengan permintaan desa, kalau biasanya desa kan kontak dengan dukuhnya, kira-kira butuh beras berapa dicukupi, mau minta berapapun Bulog siap. Kita sudah komunikasi," katanya.

Ia menjelaskan belum banyaknya desa maupun kecamatan yang merespon OP beras Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras sesuai harga eceran tertinggi (HET) itu karena pihak desa berasumsi para petani akan mulai panen.

"Nah mengapa desa itu tidak merespon OP beras, mungkin karena Bantul ini mulai Desember 2017 sampai pertegahan Januari ini sudah mulai panen padi, dan memang tidak sama durasi panennya Desember Januari," katanya.

Subiyanta mengatakan berdasarkan informasi yang diterima dari kelompok tani atau dinas terkait produksinya agak kurang baik daripada sebelumnya, karena ketika padi akan berbuah turun hujan dengan intensitas tinggi.

"Tetapi menurut data yang ada di pertanian ketika saya diskusi dengan Pak Kepala Dinas ada beberapa titik lokasi yang panen misalnya di Pandak dan Sedayu, kalau Januari ini di Kasihan, Jetis kemudian beberapa kecamatan sudah mulai panen," katanya.

Menurut dia, dari hasil panen tersebut rata-rata petani tidak menjual seluruh hasil panen ke pasaran, akan tetapi dijual 50 persen dan sisanya yang 50 persen disimpan untuk kebutuhan pangan sendiri. ***3***

(KR-HRI)


Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024