BPBD gandeng akademisi melakukan kajian tanah ambles

id Tanah ambles

BPBD gandeng akademisi melakukan kajian tanah ambles

Ilustrasi, tanah ambles, doc (Antarafoto)

Gunung Kidul, (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menggandeng akademisi untuk melakukan kajian terhadap munculnya tanah ambles di tengah persawahan di wilayah Desa Bedoyo.

Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Kamis mengatakan pihaknya akan melakukan kajian lebih mendalam terhadap tanah ambles di Desa Bedeoyo, Kecamatan Ponjong, itu.

"Rencananya, kami melakukan penelitian bekerja sama dengan UGM atau UPN Veteran Yogyakarta. Kemudian kami juga mengharapkan ketika ada KKN tematik di sini juga dilakukan penelitian," katanya.?

Sementara itu, Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Handoko menyampaikan pihaknya mendatangi lokasi untuk melihat sejauh mana kondisi yang saat ini terjadi. Harapannya dapat dilakukan kajian terhadap fenomena itu.

"Tahap awal kami melakukan pemantauan di lapangan terlebih dahulu," katanya.

Menurut dia, fenomena tanah ambles di pergunungan karst merupakan fenomena biasa karena di dalam tanah di beberapa lokasi ada rongga yang dilalui sungai bawah tanah. Kemungkinan karena tidak kuat menahan air di atas tanah, maka tanah ambles.?

Berdasarkan data sementara yang masuk ke pihaknya, tanah ambles di Gunung Kidul menyebar di 11 titik di 6 kecamatan. Adapun kecamatan-kecamatan yang terdampak tanah ambles meliputi Saptosari, Purwosari, Rongkop, Tepus, Ponjong dan Semanu.

"Fenomena biasa di tanah karst," katanya.

Ia mengakan pihaknya telah memberikan arahan kepada para pemilik lahan yang terdampak tanah ambles agar membuat saluran air di sekitar lokasi.

"Pembuatan drainase, supaya air tidak mengalir di area yang ambles sehingga nantinya longsoran tanah terus ada dan lubang semakin melebar," kata dia. ***4***

(U.KR-STR)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024