Pemkab fasilitasi pengembangan dua desa wisata

id Desa wisata

Pemkab fasilitasi pengembangan dua desa wisata

Desa Wisata Mangunan Dlingo Bantul (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan memfasilitasi pengembangan kawasan wisata di dua desa yang beberapa waktu lalu diajukan ke organisasi perangkat daerah itu.

"Terkait dengan teman-teman di desa yang ingin kembangkan pariwisata terakhir di Januari ini sudah dua desa yang ke kami, dan kami akan fasilitasi," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Bantul Kwintarto Heru di Bantul, Jumat.

Dua desa yang masyarakatnya sudah mulai merintis pengembangan desa wisata, yaitu Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan dengan potensi telaga Potorono, kemudian Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret yang memanfatkan taman dengan potensi wisata air.

Ia menjelaskan untuk pengembangan wisata di Telaga Potorono dari pihak lurah juga menyambut, sehingga pemda akan mendukung dengan nantinya diresmikan terlebih dahulu untuk kemudian dilakukan inventarisasi kebutuhannya.

"Kemudian kita kembangkan, dan Bantul `support` dari sisi teknis dan kalau pada saatnya memungkinkan juga mestinya dari segi sarana prasarana, tetapi itu nanti ada prioritas, artinya kita seleksi, kalau bagus kita lanjutkan," katanya.

Ia mengatakan di taman wilayah Desa Potorono di perbatasan antara Desa Wonokromo (Pleret), Trimulyo (Jetis), dan Segoroyoso (Pleret) itu ada potensi wisata air, namun diakui sarana dan prasarannya minim.

"Kemudian askes jalan masih belum tersedia secara baik, kemudian tempat parkir belum memadai, dan laporan terakhir kemarin tiap Sabtu-Minggu rata-rata seribu pengunjung. Beberapa waktu lalu kita juga adakan sarasehan di Pendopo Balai Desa Wonokromo," katanya.

Secara umum pemda mendukung pengembangan desa wisata, namun pihaknya berpesan agar dalam rangka membentuk desa wisata perlu kearifan lokal dengan pelibatan masyarakat setempat untuk pemberdayaannya.

"Kita pesankan bahwa dalam rangka membentuk desa wisata perlu kearifan lokal, juga terkait dengan lahan wisata apakah itu milik pribadi atau sewa, itu perlu dipertegas agar tidak jadi masalah di kemudian hari," katanya.

Dari segi promosi desa wisata, katanya, harus jelas, baik lokasi maupun akses menuju ke desa wisata serta kondisi jalan wisata, apakah bisa dilalui kendaraan roda empat, karena itu menjadi poin penting dalam memberi kenyamanan wisatawan. ***1***



(T.KR-HRI)


Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024