Pupuk Indonesia menghadapi gempuran pupuk dari Tiongkok

id pupuk

Pupuk Indonesia menghadapi gempuran pupuk dari Tiongkok

Ilustrasi pupuk (Foto Antara)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Perseroan Terbatas Pupuk Indonesia berupaya meningkatkan kualitas dan produksi pupuk seiring gempuran pupuk Tiongkok masuk ke Indonesia

Direktur SDM dan Umum PT Pusri Palembang Bob Indiarto di sela-sela acara Pasar Murah Pupuk PT Pupuk Indonesia (Persero) di Desa Cerme Kecamatan Panjatan, Kulon Progo, Sabtu, mengatakan Perseroan Terbatas Pupuk Indonesia setiap tahun memproduksi 13,2 juta ton urea yang dihasilkan anak perusahaannya.

Namun pada 2018 pupuk yang dialokasikan mencapai 9,5 juta ton. Sebagai informasi, bahan untuk membuat pupuk urea berupa gas. Saat ini harga gas di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan pesaing dari luar negeri, khususnya Tiongkok yang harga gasnya murah.

"Hal ini menyebabkan dalam beberapa tahun ini masuk pupuk dari Tiongkok yang harganya lebih murah," kata Bob.

Meski demikian, ia menjamin pupuk buatan Indonesia lebih bagus dibandingkan buatan luar negeri, khususnya dari Tiongkok. Ia berharap petani setia menggunakan pupuk buatan dalam negeri, meski harga sedikit mahal.

Ia menceritakan, pada 1989 Tiongkok belajar mengenai produksi pupuk di PT Pusri (Pupuk Sriwidjaja). Sekarang pabrik pupuk di Tiongkok berkembang luar biasa dan produksinya terbesar di dunia. Stok pupuk dalam negeri Tiongkok mencapai 10 kali di Indonesia.

Para ahli dari Tiongkok belajar ke Pusri dalam rombongan besar secara bergantian. "Waktu itu saya di bagian produksi. Kebetulan PT Pusri merupakan pabrik urea tertua yang punya tenaga ahli di produksi," kata Bob.

Hal senada dikatakan VP PKBL PT Pupuk Indonesia (Persero) Wahyu Supriyanto bahwa diusahakan HPP bisa lebih ditekan ,sehingga harga pupuk urea bisa lebih murah dari pabrik di Cina. Selama ini bahan baku gas dari Pertamina dan swasta dengan harga 6 dolar AS. Sementara harga bahan baku Cina hanya 4 dolar AS. Bahan baku pupuk Urea Tiongkok dari Rusia dengan menggunakan batu bara.

Di samping itu, kata Wahyu menambahkan, diusahakan agar bagaimana nanti petani tetap mendapatkan pupuk dari PT Pupuk Indonesia. Untuk itu ada sosialisasi dari Pupuk Indonesia bahwa pupuk dari Indonesia jauh lebih baik kualitasnya.

"Biuret pada pupuk urea paling rendah ada di pupuk produksi Indonesia. Biuret adalah racun yang merusak tanaman," jelasnya.