Bantul siapkan pelatihan ekspor bagi 30 perajin

id ekspor

Bantul siapkan pelatihan ekspor bagi 30 perajin

Seorang pengrajin gerabah sedang melakukan proses finishing di salah satu sanggar keramik Kasongan, Bantul, D.I.Yogyakarta (Foto ANTARA/Isroviana)

Bantul (Antaranewsjogja) - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun anggaran 2018 menyiapkan kegiatan pelatihan ekspor bagi 30 perajin atau pelaku usaha pada sektor industri kerajinan daerah ini.

"Tahun ini kita menganggarkan pelatihan ekspor bagi 30 pelaku usaha, mereka kita kirim ke terminal Peti Kemas Surabaya untuk dilatih mengenai tata cara ekspor," kata Kepala Seksi Pengembangan Ekspor Dinas Perdagangan Bantul Suryono di Bantul, Senin.

Menurut dia, tujuan pelatihan ekspor bagi pelaku usaha atau perajin untuk meningkatkan ekspor baik dari nilai maupun volume barang yang diekspor, sebab harapannya pelaku usaha yang dilatih dapat mengekspor sendiri.

Ia mengatakan, sebab selama ini masih banyak pelaku industri kerajinan di Bantul belum bisa ekspor mandiri karena belum memahami tata caranya, dan pelatihan ekspor ke Peti Kemas Surabaya agar bisa tahu langsung cara ekspor sudah dilakukan setiap tahun.

"Pelatihan ekspor ini efektif memberikan pemahaman tentang ekspor kepada perajin, paling tidak ada beberapa yang bisa langsung ekspor sendiri dari sebelumnya yang hanya nitip perusahaan eksportir di Bantul," katanya.

Suryono mengatakan, dengan melakukan ekspor produk kerajinan sendiri, keuntungan yang didapat perajin lebih besar ketika harus titip atau melalui perusahaan eksportir, dengan ekspor sendiri tentunya harus mengikuti prosedur.

"Kalau sudah tahu prosedur ekspor paling tidak bisa ekspor sendiri, jadi mereka kita latih terus agar bisa menjadi eksportir, sehingga bisa bergabung dengan perajin produk serupa lainnya untuk bersama melakukan ekspor," katanya.

Ia mengatakan, pelaku usaha industri kerajinan yang akan dilatih ekspor adalah yang sudah mengajukan proposal dan kemudian diverifikasi, termasuk produk yang dihasilkan perajin itu produk layak ekspor atau diminati masyarakat luar negeri.

"Paling tidak produk itu punya peluang ekspor, karena membawa nama kabupaten Bantul, yang penting produknya dulu layak ekspor, persoalan produksi masih skala kecil yang penting bagus, karena kalau kapasitas bisa ditingkatkan," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data perkembangan ekspor di Bantul dalam dua tahun terakhir, nilai ekspor pada 2017 sebesar 79,2 juta dolar AS dengan volume 10.168 ton, mengalami kenaikan dari 2016 sebesar 73,9 juta dolar AS dengan volume 9.642 ton.

Ia mengatakan, kenaikan nilai dan volume ekspor di Bantul sudah terjadi sejak tahun 2014 hingga 2017, tercatat pada 2014 nilai ekspor sebesar 59,7 juta dolar AS dan pada 2015 sebesar 66,6 juta dolar AS.

"Secara umum walaupun nilainya fluktuatif dari tahun 2014 sampai 2017 ditinjau dari nilainya terjadi kenaikan setiap tahunnya. Dan hingga Desember 2017 ada kenaikan kinerja ekspor Bantul sekitar 7,07 persen," katanya.

(KR-HRI)