Program hibah sanitasi Australia di Yogyakarta dilanjutkan

id kota yogyakarta

Program hibah sanitasi Australia di Yogyakarta dilanjutkan

Pemerintah Kota Yogyakarta (istimewa) (istimewa/)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Program hibah sanitasi kerja sama Pemerintah Australia dan Indonesia melalui "Sanitation Australia Indonesia Infrastructure Grants" di Kota Yogyakarta akan tetap dilanjutkan tahun ini.

"Akan ada perpanjangan penerusan hibah sanitasi dari Pemerintah Australia untuk memenuhi target pembangunan 3.089 sambungan rumah dengan total hibah senilai Rp9,2 miliar," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, melalui program "Sanitation Australia Indonesia Infrastructure Grants" (sAIIG) tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta akan memperoleh hibah berupa dana Rp3 juta untuk setiap sambungan rumah yang terbangun.

"Sebenarnya, kami mengusulkan agar dana hibah dinaikkan menjadi sekitar Rp5 juta sesuai dana yang dibutuhkan untuk membangun satu sambungan rumah. Tetapi, besaran hibah yang disetujui tetap disepakati Rp3 juta," katanya.

Pada tahap pertama, dana hibah yang disalurkan mencapai sekitar Rp3 miliar untuk 1.031 sambungan rumah, dilanjutkan hibah tahap kedua untuk 458 sambungan rumah senilai Rp1,37 miliar dan tahap ketiga sebanyak 605 sambungan rumah dengan hibah senilai Rp1,81 miliar.

Total hibah yang telah diterima Pemerintah Kota Yogyakarta hingga akhir 2016 tercatat sebesar Rp6,28 miliar.

Pada 2017, Pemerintah Kota Yogyakarta membangun 380 sambungan rumah ditambah 158 sambungan rumah hasil perbaikan untuk diajukan agar memperoleh hibah senilai Rp1,6 miliar sebagai tahap keempat.

Agus menilai, pendampingan yang dilakukan oleh tim sAIIG dalam pembangunan sambungan rumah mengalami peningkatan kualitas dari tahun ke tahun sehingga sambungan rumah yang terbangun semakin rapi.

"Kami memperoleh pendampingan teknis, mulai dari desain, konstruksi, sosialisasi, masa perencanaan, pembangunan dan pascapembangunan," katanya.

Pada tahun ini, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta akan meneruskan pembangunan sambungan rumah dengan menganggarkan dana sekitar Rp450 juta untuk membangun sambungan rumah dan saluran pembawa di Suryodiningratan dan Rp2,47 miliar di Sorosutan.

Hingga saat ini, sudah ada 17.567 sambungan rumah yang ada di Kota Yogyakarta. Seluruh sambungan rumah tersebut dialurkan menuju IPAL Sewon di Kabupaten Bantul.

Selain itu, terdapat 55 unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang tersebar di berbagai kecamatan di Kota Yogyakarta. Setiap IPAL Komunal melayani 40 hingga 50 rumah.

Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta merencanakan, limbah dari IPAL Komunal juga akan disalurkan ke IPAL Sewon menggunakan sistem pompa dan gravitasi.

"Sambungan rumah dan IPAL Komunal adalah sanitasi `offsite` yang mampu mencakup sekitar 24 persen dari sanitasi di Kota Yogyakarta," katanya.

Sedangkan sisanya, 76 persen warga Kota Yogyakarta memanfaatkan "septic tank" di rumah masing-masing atau sanitasi "onsite".

Meskipun demikian, lanjut Agus, masih ada satu kecamatan yang belum terhubung dengan saluran pipa limbah lateral, yaitu di Kecamatan Kotagede. "Namun, kami upayakan untuk menggunakan mekanisme jembatan pipa tertutup dan terbuka sebagai solusinya," kata Agus. 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024