Sekolah diimbau jaga keamanan jajanan siswa

id permen beracun,jajanan siswa

Sekolah diimbau jaga keamanan jajanan siswa

Permen yang diduga beracun dikonsumsi anak-anak siswa SD Jetisharjo 2 Yogyakarta (istimewa)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengimbau sekolah untuk lebih memperhatikan makanan atau jajanan yang dikonsumsi siswa sehingga kejadian dugaan keracunan yang dialami siswa SD Negeri 2 Jetisharjo tidak terulang.

"Kami sebenarnya sudah memberikan pembinaan ke kantin sekolah untuk menjaga kondisi keamanan pangan yang dijual. Pembinaan juga dilakukan terhadap pedagang asongan di luar sekolah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia Kisworini di Yogyakarta, Kamis.

Ia pun meminta sekolah untuk berkonsultasi dengan puskesmas setempat apabila ada pihak-pihak tertentu yang ingin mempromosikan produk makanan ke sekolah.

"Di tiap puskesmas sudah ada ahli gizi yang bisa memberikan rekomendasi jika sekolah merasa tidak yakin. Harapannya, kegiatan semacam ini bisa menurunkan risiko terhadap berbagai faktor yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatan siswa di sekolah," katanya.

Selain pendampingan ke kantin atau pedagang, Fita juga berpesan agar guru atau pihak sekolah selalu mengingatkan siswa agar tidak jajan sembarangan dan tidak menerima barang atau makanan dan minuman dari orang lain yang belum dikenal.

"Biasanya, anak-anak usia sekolah sangat tertarik dengan permen sehingga sangat mudah bagi orang asing untuk memberikan jajanan itu ke siswa. Jika ada keluhan setelah mengonsumsi makanan tertentu, maka sebaiknya segera lapor ke guru untuk ditangani atau di bawa ke puskesmas terdekat," katanya.

Sedangkan atas kejadian yang dialami delapan siswa SD Negeri 2 Jetisharjo, Fita mengatakan sudah membawa sampel permen berbentuk bintang tersebut untuk diteliti di BPOM serta membawa sampel muntahan siswa ke laboratorium.

"Sampai saat ini, belum ada kesimpulan apapun. Saya pun tidak ingin menduga-duga apa penyebabnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana mengatakan hal senada yaitu kantin dan pedagang asongan di luar sekolah sudah memperoleh pembinaan dari Dinas Kesehatan.

"Kami melalui guru, kepala sekolah, serta tim dari Unit Kesehatan Siswa juga selalu mengingatkan agar siswa tidak jajan sembarangan," katanya.

Sedangkan mengenai kasus dugaan keracunan yang dialami siswa, Edy mengatakan bahwa hal tersebut merupakan musibah. "Permen diberikan sebagai motivasi ke siswa karena bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Sebenarnya, metode pengajaran seperti yang diterapkan ini menarik. Hanya kebetulan saja ada kejadian semacam ini," katanya.

Pada Rabu (14/2), sebanyak delapan siswa SD Negeri 2 Jetisharjo dilarikan ke puskesmas karena dugaan keracunan makanan dengan keluhan sakit kepala, mual dan sesak nafas setelah mengonsumsi permen. Satu di antaranya, bahkan dirujuk ke RS Bethesda karena memiliki riwayat asma.

Setelah mendapatkan perawatan, seluruh siswa dinyatakan pulih bahkan sudah bisa bersekolah kembali. 
(U.E013) 15-02-2018 16:12:38
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024