ITF berencana mengubah format Piala Davis

id itf, tenis, piala davis

ITF berencana mengubah format Piala Davis

Ilustrasi (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Federasi Tenis Internasional (ITF) yang kini menjalin kemitraan 25 tahun senilai 3 miliar dolar AS dengan grup investasi Kosmos, berencana mengubah format Piala Davis.
Dalam laman resmi ITF yang dipantau di Jakarta, Rabu, Dewan Direksi ITF dengan suara bulat menyetujui sebuah proposal untuk membuat Grup Dunia Piala Davis menjadi Kejuaraan Dunia Tenis dengan diikuti 18 negara peserta dan digelar di satu lokasi berkelas dunia setiap bulan November.
Presiden ITF David Haggerty mengatakan ini adalah perubahan yang lengkap untuk ITF dan tenis, berani dan ambisius untuk masa depan Piala Davis, yang merupakan salah satu pergelaran olahraga yang paling disayangi dan penting, juga landasan kunci dalam strategi ITF2024.
"Kemitraan baru ini tidak hanya akan menciptakan Piala Dunia Tenis yang sejati dengan olahraga dan hiburan, tapi juga akan membuka rekor baru investasi untuk pemain tenis dan penggemar masa depan di seluruh dunia," ujarnya.
Proposal tersebut, rencananya akan dibicarakan dalam Rapat Umum Tahunan ITF, yang akan diadakan pada bulan Agustus 2018 di Orlando, Florida dan akan mencari kata sepakat dari 2/3 peserta yang memiliki hak suara untuk persetujuan akhir.
Adapun pendiri dan Presiden Kosmos Gerard Pique mengatakan pihaknya sangat senang bisa bergabung dalam kemitraan yang menarik dengan ITF.
"Kami mengharapkan secara bersama dapat mengangkat gelaran Piala Davis ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Karenanya Kosmos akan menginvestasikan 3 miliar dolar AS selama 25 tahun, ke dalam tenis yang akan membantu mengembangkan permainan di seluruh dunia," kata Pique yang merupakan bintang sepak bola klub La Liga, FC Barcelona, tersebut.
Jika proposal itu disetujui, pergelaran tersebut akan diberlakukan mulai tahun 2019 mendatang dan hingga saat ini, beberapa kota kelas dunia telah menyatakan minatnya untuk menyelenggarakan perhelatan baru tersebut.
Mulai 2019, 18 negara peserta, akan bermain selama satu pekan di bulan November, dengan format round-robin yang diikuti oleh putaran perempat final.
Setiap pertandingan akan terdiri dari dua tunggal dan satu ganda dengan aturan set "best of three". 16 negara Grup Dunia secara otomatis akan lolos ke pergelaran dan dua negara lainnya akan dipilih kemudian.
Selain itu, akan ada babak "play-off" yang diadakan selama putaran final yang akan mencakup delapan negara yang lolos dari Zona Grup I Piala Davis. Delapan pemenang play-off akan mendapatkan tempat di final tahun berikutnya.
Proposal ITF dan Kosmos itu juga, akan mencakup peningkatan hadiah uang yang signifikan bagi pemain dan negara anggota ITF dan pendanaan proyek akar rumput dan program pengembangan tenis lainnya.
Adapun untuk format kompetisi kelompok zona tidak ada perubahan, di Grup Grup I dan II, pertandingan home-away akan terus dimainkan. Sementara Grup Zona III dan IV akan terus bermain dalam format round-robin.
Indonesia sendiri dipastikan memainkan laga "relegation playoff" atau playoff degradasi Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania pada April mendatang, karena kalah 1-4 dari Filipina pada dua hari pertempuran kedua tim pada 3 hingga 4 Februari 2018 di Lapangan Tenis Terbuka, Senayan, Jakarta.
Sri lanka dipastikan menjadi lawan Indonesia di babak playoff degradasi Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania pada April mendatang untuk menentukan siapa yang bertahan atau turun kasta ke Grup III.
Kepastian tersebut, didapatkan setelah Sri Lanka ditumbangkan salah satu tim unggulan Grup II Zona Asia/Oseania, Thailand, dengan skor tipis 2-3 di pertandingan putaran pertama yang digelar pada 3-4 Februari 2018 di Colombo, Sri Lanka.
Diketahui, laga playoff degradasi ini merupakan pertemuan kedua Indonesia dan Sri Lanka. Di pertemuan terakhir yang digelar di Solo, Jawa Tengah, pada Juli 2016 lalu, Indonesia menang telak 5-0.
Di pertemuan pada April nanti, Indonesia akan menghadapi Sri Lanka sebagai tamu, karena di pertemuan sebelumnya Indonesia berlaku sebagai tuan rumah.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024