New York (Antaranews Jogja/Xinhua) - Saham-saham Wall Street jatuh untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan menerapkan tarif pada impor baja dan aluminium minggu depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 420,22 poin atau 1,68 persen menjadi ditutup pada 24.608,98 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 36,16 poin atau 1,33 persen menjadi berakhir di 2.677,67 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 92,45 poin atau 1,27 persen menjadi 7.180,56 poin.
Trump mengatakan pada Kamis (1/3) bahwa dia akan mengenakan tarif impor baja dan aluminium, untuk melindungi industri AS, namun para ahli mengatakan langkah tersebut dapat merugikan produsen-produsen AS dan menghadapi tantangan hukum dari mitra-mitra dagang.
Amerika Serikat menetapkan tarif 25 persen untuk produk impor baja dan 10 persen untuk aluminium pada awal minggu depan, kata Trump setelah bertemu dengan para eksekutif bisnis di Gedung Putih.
Daniel Ikenson, seorang rekan senior di Cato Institute, mengatakan pada Kamis (1/3) bahwa pembatasan perdagangan dapat merugikan produsen-produsen AS dengan mengekspos mereka ke kompetisi dari para pesaing asing dengan biaya produksi lebih rendah yang mampu menawarkan harga lebih murah di pasar AS.
Saham Ford Motor dan General Motors jatuh lebih dari tiga persen pada penutupan. Boeing, Cummins dan United Technologies - pengguna baja dan aluminium lainnya - juga mengakhiri hari perdagangan dengan penurunan tajam.
Namun, saham-saham baja dan aluminium diperdagangkan menguat tajam setelah pengumuman tersebut, dengan U.S. Steel, AK Steel dan Century Aluminum, masing-masing melonjak lima persen, sembilan persen dan tujuh persen.
Para investor juga terus mengawasi Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Dia mengatakan kepada Komite Perbankan Senat pada Kamis (1/3) bahwa dia tidak melihat bukti menentukan bahwa penurunan stabil dalam pengangguran dan kurang kendornya pasar tenaga kerja telah menyebabkan kenaikan upah.
Pada Selasa (27/2), ketua Fed baru tersebut memberi isyarat dalam kesaksian kebijakan moneter pertamanya, bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali tahun ini, jika data ekonomi dan inflasi terus terbukti sehat.
Di sisi ekonomi, pendapatan pribadi AS meningkat 64,7 miliar dolar AS atau 0,4 persen pada Januari, di atas konsensus pasar untuk kenaikan 0,3 persen, Departemen Perdagangan mengatakan pada Kamis (1/3).
Pada Januari, pendapatan pribadi disposal meningkat 134,8 miliar dolar AS atau 0,9 persen, sementara pengeluaran konsumsi pribadi meningkat 31,2 miliar dolar AS atau 0,2 persen.
Dalam pekan yang berakhir 24 Februari, angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan secara musiman mencapai 210.000, terendah sejak 6 Desember 1969 ketika mencapai 202.000, Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan pada Kamis (1/3).
Berita Lainnya
Dengan 10 dolar, wisatawan bisa beli apa di Singapura?
Jumat, 29 September 2023 7:06 Wib
Berburu aksesoris The Beatles seru banget
Sabtu, 26 Agustus 2023 6:41 Wib
"Ngarai" pengaruhi kualitas udara perkotaan
Senin, 14 Agustus 2023 6:22 Wib
Presiden Jokowi membuka Papua Street Carnival
Jumat, 7 Juli 2023 10:01 Wib
Presiden Jokowi temui pelajar di Papua
Jumat, 7 Juli 2023 7:03 Wib
Karya anak muda Papua di PYCH dipuji Sandiaga Uno
Jumat, 7 Juli 2023 1:11 Wib
Ukraina serang balasan besar-besaran Rusia
Senin, 5 Juni 2023 5:52 Wib
Lloyd Morrisett sang pembuat "Sesame Street" meninggal
Kamis, 26 Januari 2023 6:29 Wib