Pelantikan PPK-PPS Yogyakarta kental unsur kebhinnekaan

id pemilu

Pelantikan PPK-PPS Yogyakarta kental unsur kebhinnekaan

Pelantikan Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara untuk Pemilu 2019 di Kota Yogyakarta kental dengan unsur kebhinnekaan karena seluruh penyelenggara pemilu mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di nusantara. (Foto ANTARA/Eka

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Pelantikan Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara untuk Pemilu 2019 di Kota Yogyakarta kental dengan unsur kebhinnekaan karena seluruh penyelenggara pemilu mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di nusantara.

"Yogyakarta adalah miniatur Indonesia karena hampir seluruh suku bangsa di Indonesia ada di Yogyakarta. Tentunya, kami ingin agar semangat kebinekaan ini memberikan energi positif pada penyelenggaraan Pemilu 2019," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Wawan Budiyanto di Yogyakarta, Jumat.

Pada pelantikan tersebut, berbagai pakaian adat nusantara yang digunakan di antaranya berasal dari DIY, Jawa Timur, Jawa Barat, Batak, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan hingga Sulawesi Selatan.

KPU Kota Yogyakarta melantik 42 anggota Panitia Pemiihan Kecamatan (PPK) untuk 14 kecamatan dan sebanyak 135 Panitia Pemungutan Suara untuk 45 kelurahan.

Seluruh anggota PPK dan PPS yang terpilih, lanjut dia, sudah menjalani proses seleksi secara terbuka, mulai dari seleksi administrasi, tertulis, hingga wawancara termasuk mempertimbangkan rekam jejak setiap calon pendaftar.

"Kami ingin memastikan bahwa seluruh anggota PPK dan PPS yang nantinya bertugas memiliki integritas yang tinggi, kredibilitas dan kompetensi yang baik karena tugas dalam penyelenggaraan Pemilu 2019 cukup banyak," kata Wawan.

Menurut dia, tugas atau beban kerja PPK dan PPS pada penyelenggaraan Pemilu 2019 cukup berat karena pemilu dilakukan serentak mulai dari pemilihan DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, DPR RI, DPD hingga pemilihan presiden dan wakil presiden.

"Oleh karena itu, kami pun melakukan regeneasi terhadap PPK dan PPS. Sudah banyak penyelenggara yang berusia muda sekitar 20 tahun, meskipun ada beberapa anggota lama karena kami pun membutuhkan pengalaman mereka saat di lapangan," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengapresiasi pelantikan PPK dan PPS dengan mengedepankan unsur kebinekaan. "Kegiatan ini luar biasa karena mencerminkan kekuatan Yogyakarta. Harapannya, penyelenggaraan pemilu juga mencerminkan demokrasi yang sesungguhnya," kata Heroe.

Ia pun mengingatkan agar penyelenggara pemilu mulai melakukan berbagai persiapan agar penyelenggaraan Pemilu 2019 berjalan lancar. "Pemilu 2019 adalah pengalaman pertama untuk semua pihak karena pemilu dilakukan secara serentak. Persiapan harus benar-benar matang, termasuk antisipasi terhadap berbagai potensi permasalahan yang timbul," kata Heroe.

Heroe menambahkan, PPK dan PPS diminta siap bekerja keras bahkan bisa saja dituntut bekerja lembur hingga larut malam atau hingga dini hari saat hari H pemungutan suara.

Salah satu anggota PPK Tegalrejo Heru Kuswarto mengatakan, senang dengan prosesi pelantikan PPK dan PPS dengan mengenakan pakaian adat nusantara.

"Ini menjadi semangat bagi kami untuk bekerja keras pada Pemilu 2019 mendatang," kata Heru yang mengenakan pakaian adat khas Dayak.

Meskipun demikian, ia mengakui jika tugas dan tanggung jawab yang diemban dalam pelaksanaan Pemilu 2019 akan berat. Selain disebabkan pemilu dilakukan serentak, faktor pengurangan anggota PPK dari lima orang menjadi tiga orang juga berpengaruh terhadap kinerja.

"Yang penting harus selalu berkoordinasi dengan PPS di kelurahan," katanya yang juga menjadi PPK Tegalrejo saat Pilkada 2017.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024