Sleman kampanye stop kekerasan melalui lomba

id kekerasan

Sleman kampanye stop kekerasan melalui lomba

Kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga (istimewa)

Sleman (Antaranews Jogja) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian, Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar kampanye stop kekerasan perempuan dan anak melalui lomba senam kreasi "jingle three ends".

"Untuk merespon semakin luasnya kejadian kekerasan yang dialami perempuan dan anak, maka dicanangkan tiga program unggulan yang diberi nama `three ends Plus`," kata Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraini di Sleman, Senin.

Program "three end plus" tersebut yakni akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia serta akhiri kesenjangan ekonomi bagi perempuan.

"Dan plusnya yakni akhiri ketertinggalan perempuan dalam politik," katanya.

Ia mengatakan lomba diikuti oleh 17 kecamatan se-Kabupaten Sleman yang masing-masing berjumlah 10 orang.

"Lomba dimaksudkan untuk mensosialisasikan program `three ends` kepada masyarakat dengan dukungan dari media massa, dunia usaha dan partisipasi masyarakat. Sehingga masyarakat peduli dan mau ikut berperan menghentikan berbagai aksi kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan penyelenggaraan?Lomba Senam Kreasi Jingle "Three Ends" ini merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mensosialisasikan upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Sleman.

"Melalui kegiatan ini diharapkan pesan yang dikemas dalam wujud senam ini dapat lebih mudah diterima, diingat serta diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat," katanya.

Ia mengatakan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terangkum dalam sistem informasi kekerasan terhadap perempuan dan anak (SIKPA) berjumlah 573 kasus, terdiri dari 471 kasus korban baru, 71 kasus rujukan dan 31 kasus berulang.

"Ini menjadi gambaran bagaimana urgensi dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang muaranya tidak hanya cukup pada penanganan korban tapi juga upaya preventif kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.

Menurut dia, upaya preventif ini membutuhkan dukungan dan kerja sama berbagai unsur untuk turut mensosialisasikan stop kekerasan pada perempuan dan anak.

Pemerintah Kabupaten Sleman melalui berbagai program perlindungan tidak sepenuhnya mampu menjangkau jauh kedalam masyarakat jika tidak dibantu oleh peran serta masyarakat sendiri.

"Hal ini di antaranya karena?masih adanya pandangan?baik dari korban atau masya?ra?kat yang menganggap bahwa masalah kekerasan dalam rumah tangga adalah urusan urusan intern keluarga yang bersangkutan," katanya.



(U.V001)
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024