Minat investor terhadap obligasi masih cukup tinggi

id obligasi

Minat investor terhadap obligasi masih cukup tinggi

Surat utang negara atau obligasi (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Analis pasar modal Lucky Bayu Purnomo menilai bahwa minat investor terhadap instrumen surat utang atau obligasi masih cukup tinggi di tengah kondisi pasar saham yang cenderung menurun.

        "Instrumen itu dapat dijadikan sebagai alat lindung aset mengingat sifatya yang defensif. Di tengah kondisi pasar saham yang sedang menurun maka obligasi dapat menjadi pilihan," ujar Lucky Bayu Purnomo yang juga analis dari Danareksa Sekuritas di Jakarta, Selasa.

        Ia menambahkan bahwa investor cenderung meminati obligasi bertenor di atas 5 tahun karena yield yang ditawarkan cukup menarik dan lebih likuid untuk ditransaksikan di pasar sekunder.

        "Minat investor terhadap obligasi juga dipicu karena fundamental perekonomian nasional masih solid," katanya.

        Menurut dia minat investor yang cukup baik terhadap obligasi akan memicu penerbitan obligasi di dalam negeri marak. Apalagi, didukung dengan perinkat layak investasi (investment grade).

         Sementara itu, Direktur Utama Maybank Kim Eng Sekuritas Wilianto Ie mengemukakan bahwa pihaknya menargetkan dapat menangani penerbitan obligasi sebanyak 10-15 obligasi korporasi dengan target nilai emisi sebesar Rp3 triliun.

         Ia mengatakan bahwa saat ini makin banyak perusahaan yang tertarik untuk menerbitkan obligasi guna memenuhi kebutuhan pendanaannya meski dibayangi sentimen eksternal terkait kenakan suku bunga The Fed.

         "Risikonya adalah bunga yang akan didaftarkan menjadi lebih tinggi karena ada tekanan eksternal. Tetapi saya tidak melihat bahwa tekanan obligasi di Indonesia itu akan sekuat di AS," katanya.

         Ia mengharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 ini tetap terjaga dan mencapai target yang dicanangkan di kisaran 5,3-5,4 persen sehingga akan terus mendukung pertumbuhan pasar modal dan obligasi.

         "Itu yang kita butuh, pertumbuhan ekonomi terjaga, pertumbuhan bisnis ada ketika pertumbuhan ekonomi itu juga ada," ucapnya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024