Disperindag Sleman terus revitalisasi pasar tradisional

Sleman (Antaranews Jogja) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta terus merevitalisasi pasar-pasar tradisional di wilayah setempat guna meningkatkan kenyamanan dan daya tarik pengunjung pasar tradisional.

"Revitalisasi pasar tradisional ini merupakan program berkelanjutan tiap tahun, dari 2012 hingga 2019," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman Tri Endah Yitnani, Rabu.

Menurut dia, sudah 37 pasar tradisional di Kabupaten Sleman yang selesai direvitalisasi dan telah beroperasional kembali.

"Pada 2017 kami menyelesaikan revitalisasi enam pasar tradisional, kemudian pada 2018 kembali direvitalisasi enam pasar tradisional dan pada 2019 tujuh pasar tradisional yang akan direvitalisasi," katanya.

Tri mengatakan, revitalisasi pasar tradisional tersebut bukan hanya bangunan fisik dan sarana prasarananya tetapi juga para pedagangnya diberikan pemahaman baru koinsep berdagang.

"Di dalam (pedagang) juga dibenahi, pemberdayaan pedagang dan penataan pedagang untuk meningkatkan kemampuan pedagang dan mempromosikan agar pengunjubg pasar meningkat," katanya.

Endah mengatakan, revitalisasi tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan yakni minimal harus memenuhi 11 item kelayakan pasar tradisional.

"Minimal ada 11 item yang ditentukan dalam Permenpeindag seperti adanya ruang terbuka hijau, penataan kios dan los, serta harus dilengkapi denga TPA, tempat penitipan anak, ruang laktasi dan lainnya," kata Tri.

Ia mengatakan, pasar tradisional yang telah selesai direnovasi pada 2017 ini langsung dilakukan pemindahan pedagang yang sebelumnya direlokasi sementara.

"Pedagang yang sebelumnya direlokasi sementara, siap untuk diboyong kembali ke pasar yang baru. Kondisi lima pasar tradisional yang direvitalisasi saat ini sudah sangat layak," katanya.

Pasar tradisional yang telah direvitalisasi meliputi Pasar Gentan, Pasar Kalasan, Pasar Unit I Sleman, Pasar Tegalsari Berbah dan Pasar Prambanan.

"Para pedagang yang selama proses pembangunan menempati pasar sementara seger dipindah ke gedung baru. Mereka akan menempati lokasi pasar baru," kata Tri.