Dinas gandeng pengusaha kopi kembangkan pasar seni

id Pasar Seni Sentolo,Kerajinan,Jangan tangan JK,Kopi Suroloyo,Kopi menoreh

Dinas gandeng pengusaha kopi kembangkan pasar seni

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo meracik Kopi Menoreh, kopi asli wilayah itu. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Dinas Perdagangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menggandeng perajin jam tangan JK dan pengusaha kopi untuk mengembangkan Pasar Seni Sentolo.

"Saat ini kami sedang membuat konsep rencana pengembangannya, yakni mengembalikan Pasar Seni Sentolo sebagai pasar seni," kata Kepala Dinas Perdagangan Kulon Progo Krissutanto di Kulon Progo, Minggu.

Seperti diketahui, pasar seni sudah dibangun lebih dari lima tahun, namun sangat sepi pedang dan pembeli, sehingga terkesan mangkrak.

Krissutanto mengatakan ke depan, Pasar Seni Sentolo ini diharapkan menjadi pusat souvenir dan kuliner yang didukung pertunjukan budaya. Meski lahan yang digunakan terbatas, harapannya dapat dimanfaatkan secara optimal.

"Rencana pengembangan pasar seni dengan nama baru, khususnya jam kayu JK. Rencananya akan kami angkat sebagai icon pasar seni sebagai daya unit dan daya tarik. Di situ juga ada kerajinan, dan kolam renang. Hal ini bisa menjadi paket kunjungan," katanya.

Dinas Perdagangan sudah mengumpulkan pedagang pasar seni dan komunitas pelaku wisata dan budaya di Kecamatan Sentolo guna membahas dan sosialisasi pengembangan Pasar Seni Sentolo menghadapi pembangunan bandara di Kecamatan Temon yang akan beroperasi 2019.

"Rencana pengembangannya sendiri akan mengandeng pihak ketiga atau dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)," katanya.

Krissutanto mengatakan kendala utama pengembangan Pasar Seni Sentolo yakni berada di jalur cepat Yogyakarta-Purworejo, sehingga perlu adanya rekayasa lalu lintas di depan pasar, serta membuat kegiatan atau program yang memiliki daya tarik dan daya ungkit supaya wisatawan atau masyarakat tertarik berkunjung.

"Apakah daya tariknya berupa gapura, baliho, atau lampu-lampu. Saat ini, daya tarik di sana kurang maksimal," katanya.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di DIY yang mempunyai potensi kekayaan alam sangat melimpah dan belum sepenuhnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Potensi Sentolo sebenarnya luar biasa, yaitu jarak dengan pusat kota Yogya bisa ditempuh hanya 25 menit, kemungkinan kecil terkena bencana gempa bumi atau lahar Merapi, di Sentolo memiliki jalan pintas ke Borobudur, dan jika sudah ada bandara, Sentolo menjadi daerah yang akan sering dilewati kendaraan yang akan ke bandara. Dengan kondisi Sentolo seperti itu, Hasto yakin bahwa pasar seni dan kerajinan ini masa depannya akan bagus sekali.

"Kita harus berpikir sistem, bukan berpikir cubluk. Kalau berpikir cubluk itu, kalau di sini ada pasar seni kemudian di sebelahnya membuka kerajinan lain maka kita akan iri dengki. Tetapi kalau kita berpikir sistem, supaya Sentolo ini bisa terkenal sebagai kawasan industri kerajinan seni, maka harus ada pasar seni-pasar seni lain yang banyak, tidak hanya di sini," kata Hasto.

Selanjutnya, di pasar ini harus ada "public image" yang dibangun, misalnya pasar batik sore, dengan cara begitu akan ada acara yang menarik minat wisatawan. Cara lain untuk memikat wisatawan antara lain dengan diadakan kesenian tradisional, atau menjajakan kerajinan khas dari daerah lain. Hasto menyatakan bahwa dirinya tidak alergi dengan produk luar Kulon Progo asal bukan produk asing luar Indonesia.

"Kami berharap agar pasar seni ini bisa berkembang tanpa ada produk impor yang dijajakan," harapnya.

(U.KR-STR)